A.    Ragam terjemahan:
1.      Harfiah (kontekstual) : The young man is wearing a heavy blue jacket (anak muda itu sedang memakai jaket biru yang tebal/yang berat).
2.      Dinamis : mengikuti padanan kata yang lebih bisa diterima/disesuaikan.
3.      Semantis vs Idiomatis : What is your name? Apa namamu? Siapa namamu?
B.     Menurut ciri bahasa:
1.      Perfect translation : Terjemahan pada kalimat yang tidak memiliki arti lain lagi. keep off the grass! No smoking! Beware of pickpockets!
2.      Adequate translation : terjemahan yang secukupnya. Novel or stories.
3.      Composite : biasanya digunakan untuk menerjemahkan karya sastra (poem) terjemahan yang serius.
4.      Science/engineer&Technical : menggunakan jargon dan bahasa yang tidak alay.
5.      Biblical translation : terjemahan yang khusus menerjemahkan kalimat yang religius.
6.      Legal translation : Sworn & authorized
C.     Strategi penerjemahan:
1.      Struktural
a)      Addition : saya guru (i am a teacher)
b)      Substraction : i am a teacher (saya guru)
2.      Semantik
a)      Borrowing : Mal, Knalpot
b)      Cultural equivalent :
c)      Descriptive equivalent : in thanks giving ceremony, javanese usualy serve “tumpeng”,.....
d)     Synonim : cute
e)      Official translation : MUSPIDA : provincial executive conference
     MUSPIKA : regional executive conference
f)       Penyusutan : TV
g)      Modulation : to translate frasa (i broke my leg). Saya mencukur rambut/i wan to have my hair cut
Green eye        : Jealous
Green stuff      : Vegetable
Green horn      : tidak mempunyai pengalaman/pemula
Hand carry      : delivery by self
To hand in       : menyerahkan
Chatter box     : cerewet

Lighthouse      : mercusuar

Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atau keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih penting.
Untuk menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai tingkatan manajemen, biaya dapat digolongkan sesuai dengan informasi yang diperlukan oleh manajemen. Kebutuhan informasi ini mendorong timbulnya berbagai cara penggolongan biaya sehingga dikenal konsep penggolongan biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda. Informasi manajemen dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan. Jika tujuan manajemen berbeda maka diperlukan cara penggolongan biaya yang dapat memenuhi informasi untuk semua tujuan. Di bawah ini akan dibahas berbagai cara penggolongan biaya yang pokok, yaitu :

1. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi Pokok Kegiatan Perusahaan
Tujuan penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok kegiatan perusahaan adalah :
• Untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang wajar. Kesalahan di dalam penggolongan biaya, misalnya : biaya produksi diperlukan sebagai biaya non produksi, berakibat penyajian laporan keuangan dinyatakan terlalu besar atau terlalu kecil.
• Untuk melaksanakan proses manajemen, misalnya : proses perencanaan, proses pembuatan keputusan, dan proses pengendalian.

• Penggolongan Fungsi Pokok Perusahaan •
Perusahaan manfaktur mempunyai fungsi pokok yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Hal ini disebabkan karena perusahaan manufaktur harus mengubah bentuk barang yang dibeli menjadi produk selesai sedangkan perusahaan dagang langsung menjual barang yang dibeli tanpa melakukan pengubahan bentuk. Pada perusahaan jasa, sumber daya manusia dengan menggunakan fasilitas organisasi langsung mengerahkan jasa kepada langganan. Dalam pembahasan ini dititikberatkan untuk perusahaan manufaktur, karena dengan mengetahui penggolongan fungsi dan biaya, perusahaan manufaktur diharapkan dapat mengetahui struktur fungsi dan biaya pada bentuk usaha yang lainnya.
a. Fungsi produksi adalah fungsi untuk mengubah atau mengolah bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual kepada para pembeli.
b. Fungsi non produksi adalah meliputi fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan selain fungsi produksi, bertujuan agar produk yang dihasilkan oleh fungsi produksi dapat dipasarkan dan kegiatan perusahaan dapat berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) dalam perolehan dan penggunaan sumber-sumber perusahaan.

• Penggolongan Biaya Sesuai dengan Fungsi •
Setelah diketahui penggolongan fungsi-fungsi dalam perusahaan maka biaya dapat digolongkan sesuai dengan fungsi-fungsi tersebut di atas, yaitu :
a. Biaya Produksi
Meliputi semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
(1) Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diikuti jejaknya.
Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk.
(2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu.
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu.
(3) Biaya Overhead Pabrik
Adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, antara lain :
– Biaya bahan penolong.
– Biaya tenaga kerja tidak langsung.
– Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap.
– Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
– Biaya listrik dan air.
– Biaya asuransi.
– Biaya overhead pabrik lain-lain.

b. Biaya Non Produksi
Dengan semakin tajamnya persaingan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan kegiatan dan biaya non produksi menjadi semakin penting pula, sehingga manajemen berkepentingan untuk mengendalikan dan memerlukan informasi kegiatan dan biaya non produksi. Pada umumnya, biaya non produksi digolongkan sesuai dengan penggolongan fungsi atau kegiatan non produksi, sehingga biaya tersebut digolongkan ke dalam :
(1) Biaya Pemasaran
Adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas, meliputi :
1. Biaya untuk Menimbulkan Pesanan
a. Biaya fungsi promosi dan advertensi.
b. Biaya fungsi penjualan.
2. Biaya untuk Melayani Pesanan
a. Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai.
b. Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman.
c. Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang.
d. Biaya fungsi administrasi penjualan.

(2) Biaya Administrasi dan Umum
Meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi administrasi dan umum yaitu biaya perencanaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna, meliputi :
a. Biaya direksi dan staf.
b. Biaya fungsi akuntansi.
c. Biaya fungsi keuangan.
d. Biaya fungsi personalia.
e. Biaya fungsi humas dan keamanan.
f. Biaya fungsi administrasi dan umum lainnya.

(3) Biaya Finansial
Yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial maksudnya fungsi pemenuhan dana yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya :
a. Biaya bunga.
b. Biaya penerbitan obligasi.
c. Biaya finansial lain.

2. Penggolongan Biaya ke dalam Biaya Produk dan Biaya Periode
Tujuannya yaitu untuk penyusunan laporan keuangan baik untuk pihak eksternal maupun internal. Di bawah ini akan dibahas kedua penggolongan biaya tersebut.
a. Biaya Produk
Adalah biaya yang dapat diidentifikasikan sebagai bagian harga perolehan persediaan, biaya ini merupakan harga preolehan barang dagangan yang dibeli dengan tujuan untuk dijual atau harga pokok produk yang dihasilkan perusahaan dengan tujuan untuk dijual.
b. Biaya Periode
Adalah meliputi biaya yang dapat diidentifikasikan dengan ukuran periode atau jarak waktu tertentu daripada dengan pemindahan barang atau pengerahan jasa.

3. Penggolongan Biaya berdasar Perilaku Biaya
Penggolongan biaya berdasar perilaku biaya adalah dalam rangka menyajikan informasi biaya yang bermanfaat untuk :
a. Menyusun rencana kegiatan.
b. Membuat keputusan khusus.
c. Mengendalikan kegiatan perusahaan.
Atas dasar perilakunya, biaya dapat dikelompokkan ke dalam :

(1) Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
(2) Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan maka semakin tinggi pula total biaya variabel.
Elemen biaya variabel ini terdiri atas : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per buah produk / per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel.
(3) Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai perubahan volume kegiatan. Contoh : biaya listrik, biaya telepon, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya kendaraan.


4. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Obyek atau Pusat Biaya

Bertujuan untuk :
a. Pembebanan biaya kepada setiap pusat biaya dengan adil dan teliti.
b. Pengendalian biaya.
c. Pembuatan keputusan.

Atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya digolongkan menjadi :
(1) Biaya Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
(2) Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat biaya tertentu.

5. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Periode Akuntansi Dimana Biaya akan Dibebankan
Penggolongan biaya ini bertujuan untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya pada periode akuntansi yang menikmatinya.
a. Pengeluaran Modal
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa preiode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran Penghasilan
Adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi.


6. Penggolongan Biaya untuk Tujuan Pengendalian Biaya
Untuk pengendalian biaya, informasi biaya yang ditujukan kepada manajemen dikelompokkan ke dalam :

a. Biaya Terkendalikan
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya tidak Terkendalikan
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/ pejabat tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.

7. Penggolongan Biaya Sesuai dengan Tujuan Pengambilan Keputusan.
Untuk tujuan pengambilan keputusan manajemen, data biaya dikelompokkan ke dalam :
a. Biaya Relevan
Adalah biaya masa depan yang berbeda pada berbagai macam alternatif. Biaya tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dapat berupa pemilihan dua alternatif atau pemilihan lebih dari dua alternatif.
b. Biaya tidak Relevan
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Biaya tidak relevan umumnya adalah biaya masa lalu atau biaya yang tidak berbeda pada berbagai alternatif.

Perbandingan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing.

Full Costing
Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan  Absortion atau Conventional Costing.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :
1.      Perhitungan harga pokok produksi dan
2.      Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku                                           Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                       Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                       Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing,
1.      Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
2.      Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.
Catatan :
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
3.      Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
4.      Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.

Variable Costing :
Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah : direct costing
Harga Pokok Produksi :
Biaya bahan baku                                              Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                              Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                          Rp.  xxx.xxx
Harga Pokok Produk                                          Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Variable Costing,
1.      Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2.      Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
3.      Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.

Penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Laba-Rugi
( Metode Full Costing )
Hasil penjualan                                       Rp.     500.000
Harga pokok penjualan                           Rp.     250.000 -
Laba Bruto                                               Rp.     250.000
Biaya administrasi dan umum                         Rp.       50.000 -
Biaya pemasaran                                    Rp.       75.000 -
Laba Bersih Usaha                                  Rp .    125.000
Ket :
Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.
Laporan Laba-Rugi
( Metode Variable Costing )
Hasil penjualan                                               Rp.  500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
Biaya produksi variabel           Rp.  150.000
Biaya pemasaran variabel      Rp.    50.000
Biaya adm. & umum variabel Rp.    30.000
Rp.  230.000
Laba kontribusi                                                Rp.  270.000
Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap                       Rp.    100.000
Biaya pemasaran tetap                   Rp.      25.000
Biaya Adm & umum tetap               Rp.      20.000
Rp.  145.000
Laba Bersih Usaha                                          Rp   125.000

Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing
Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi manajemen untuk :
(1)        Perencanaan laba jangka pendek
(2)        Pengendalian biaya dan
(3)        Pembuatan keputusan.
(1)  Perencanaan laba jangka pendek
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2) operating laverage.
Hasil Penjualan           :  Rp. 1000
Biaya Variabel             :  Rp.   600
Laba Kontribusi           :  Rp.   400
Biaya Tetap                         :  Rp.   300
Laba Bersih                         :  Rp.   100
Ratio Laba Kontribusi :  Laba kontribusi = 400/1000
Hsl Penjualan
Operating Laverage    :  Laba kontribusi = 400/100
Laba bersih
Misal :
Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan :
12% x 40% =  4,8%
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.
(2)  Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen.
Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
(3)  Pengambilan Keputusan
Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.
1.      Perbandingan metode Full Costing dengan Variabel Costing
2.      Perhitungan Rugi/Laba menurut metode Variable Costing
3.      Pengumpulan biaya dalam metode Variable Costing
4.      Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh metode Variabel Costing
5.      Kelemahan metode Variable Costing
6.      Variable Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan

Sebagai implementasi tanggung jawab sosial Pembangunan jaya Group kepada Stake Holdernya (Pemda DKI pada khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya), maka melalui dana CSR Pembangunan Jaya Group yang dikelola oleh Yayasan Marga Jaya Sejahtera akan membantu biaya pendidikan bagi mahasiswa/i perguruan tinggi terpilih yang berprestasi.
Persyaratan umum:

  • Mengajukan permohonan tertulis.

  • Masih aktif kuliah (tidak sedang cuti kuliah).

  • Tidak sedang menerima beasiswa dari sumber lain.

  • IPK minimal 3,25 dibuktikan dengan transkrip nilai dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

  • KTP dan KTM.
Prosedur Pengajuan Beasiswa:
  • Pengajuan permohonan beasiswa sesuai dengan prosedur yang berlaku di masing-masing perguruan tinggi.

  • Perguruan tinggi akan mengirimkan berkas permohonan yang sudah melengkapi persyaratan ke Sekretariat Yayasan Marga Jaya Sejahtera, Gedung Jaya lantai 12, Jl. HM Thamrin 12, Jakarta Pusat, Tlp. (021) 3153920, Fax: (021) 3153422, email: margajaya@cbn.net.id

  • Setiap perguruan tinggi dapat mengajukan calon penerima beasiswa sebanyak 30 orang yang selanjutnya akan diseleksi oleh yayasan yang terdiri dari 15 orang dari DKI dan 15 dari luar DKI.

  • Penetapan menerima program beasiswa ditentukan oleh yayasan dan tidak bisa diganggu gugat.

  • Penetapan penerima program beasiswa akan diumumkan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa untuk proses pencairan beasiswa.

  • Perguruan tinggi akan melaporkan realisasi pencairan dana beasiswa disertai bukti transfer atau tanda terima siswa yang bersangkutan
Alokasi penerima program:
  • Waktu pemberian beasiswa lamanya satu tahun, dan dapat diperpanjang jika memenuhi criteria atau sesuai rekomendasi dari perguruan tinggi yang bersangkutan.

  • Beasiswa diberikan kepada mahasiswa yang duduk di semester V dan VII

  • Besarnya beasiswa Rp 5 juta/orang/tahun.

BEASISWA BCA FINANCE 2014
DENGAN TEKAD KUAT TURUT MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA BCA FINANCE KEMBALI MEMBERIKAN BEASISWA SELAMA KULIAH KEPADA 70 MAHASISWA/I BERPRESTASI*.
*) Maksimal Pemberian Beasiswa Sampai Dengan Semester 8
TOTAL BEASISWA 2014 Rp. 1.290.000.000,-
TOTAL TAHUN 2013 : Rp. 1.080.000.000,-
TOTAL TAHUN 2012 : Rp. 900.000.000,-
TOTAL TAHUN 2011 : Rp. 567.000.000,-
TOTAL TAHUN 2010 : Rp. 420.000.000,-
TOTAL TAHUN 2009 : Rp. 305.000.000,-
PERSYARATAN:
  1. Mahasiswa/i program Strata 1 (S-1)
  2. Minimal telah/sedang menyelesaikan semester 2
  3. IPK min (PTN : 3,00 dan PTS : 3,4)
  4. Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun
  5. Beasiswa ini bebas dari ikatan dinas apapun
  6. Aktif dalam bergorganisasi
  7. Melakukan pendaftaran beasiswa melalui aplikasi online (mengisi data diri di form aplikasi dengan benar dan dapat dipertanggujawabkan, jika kedapatan isi formnya tidak sesuai akan langsung di diskualifikasi)
  8. Tahapan Seleksi :
    1. Tahap I : Penentuan 150 Calon Pemenang Beasiswa. 150 calon pemenang yang telah diumumkan wajib mengirimkan dokumen yang dipersyaratkan (Kartu Mahasiswa, Surat Keterangan tidak mampu, Kartu Keluarga, Rekening Listrik dan Air, Surat Angota Organisasi atau Surat Keterangan yang ditandatangani Ketua Organisasi).
    2. Tahap II : Penentuan 70 Pemenang Beasiswa yang berhak menerima Rp.3.000.000,-/Semester
  9. Proses seleksi dilaksanakan oleh tim seleksi BCA Finance
  10. Keputusan hasil penerimaan adalah mutlak & tidak dapat diganggu gugat dan kami tidak menerima surat menyurat dalam bentuk apapun selama proses dan setelah keputusan pemenang

  • TAHAPAN 
  1. Pendaftaran Aplikasi Online ** : 01/09/14 –30/09/14
  2. Pengumuman 150 Calon Pemenang Beasiswa Melalui Website BCA Finance*** : 28/10/14
  3. Verifikasi Kelengkapan Dokumen Untuk 150 Calon Pemenang Beasiswa (Cap Pos) : 29/10/14 – 14/11/14
  4. Pengumuman 70 Pemenang Beasiswa : 26/11/14
Keputusan hasil penerimaan adalah mutlak & tidak dapat diganggu gugat. Proses penyaringan akhir dilaksanakan oleh tim seleksi BCA Finance.
**) mengisi form aplikasi pendaftaran dengan benar dan dapat dipertanggujawabkan. Jika kedapatan isi formnya tidak sesuai akan langsung di diskualifikasi. Nomor Pendafataran mohon disimpan dengan baik karena akan dipakai pada saat pengumuman. Nomor pendaftaran akan ditampilkan setelah mengisi form aplikasi online
***) Kami akan mengumumkan 150 Calon Pemenang dengan menampilkan Nomor Pendaftaran
Keterangan lebih lanjut dapat diakses melalui website www.bcafinance.co.id 

The people
            Germans value order, privacy and punctuality. They are thrifty, hard working and industrious. Germans respect perfectionism in all areas of business and private life. In Germany, there is sense of community and social conscience and strong desire for belonging. To admit inadequacy-- even in jest – is incomprehensible.

Meeting and Greeting
-          At a business or social meeting, shake hands with everyone present when arriving and leaving.
-          When introducing yourself, never use your title. Introduce yourself by your last name only.
-          Never shake hands with one hand in your pocket.

Names adn Titles
-          Use last name and apporpriate titles until specifically invited by your German host or colleagues to use their first names.
-          Titles are very important. Never use titles incorrectly and never fail to use them. If unsure, err in favor of a higher title.
-          A Doctor can be either a medical doctor or a holder of a Ph.D.
-          Two titles should not be used at the same time, except when addresing a letter to someone. If a person does hold several titles, the higher one is used in speaking to him/her.

Body Language
-          Germans may appear reserved and unfriendly until you get to know them better.
-          Never put your hands in your pocket when talking with someone.
-          “thums up” gesture means “one” or is a sign of appreciation or agreement.
-          Making hands into two fists, thumbs tucked inside the other fingers and making pounding motion lightly on a surface expresses “good luck”.
-          Never use the “okay” sign (index finger and tumbs jointed together to make a circle). This is a considered a rude gesture.
-          Don’t point your index finger to your own head. This is an insult

Corporate Culture
-    Germans take punctuality for business meetings and social occasions seriously. Tardiness is viewed as thoughtless and rude. Call with an explanation if you are delayed.
-       Send company profiles, personal profiles, etc,. to German colleagues before your visit to establish credibility.
-          Meeting are often formal and scheduled weeks in advance.
-          Germans generally discuss business after a few minutes of general discussion.
-          Arrive at meetings well prepared. Avoid hard-sell tactics or surprise.
-          Business cards in English are acceptable.
-       Germans value their privacy. They tent to  keep their office doors closed. Always knock on doors before entering.
-      Objective criticism isn’t given or received easily. Compliments are seldom given for work product.
-          Organization is logical, methodical and compartmentalized with procedures and routines done “by the book”.
-          Decision making is slow with thorough analysis of all facts.
-         Germans are not comfortable handling the unexpected. Plans are cautious with fallback positions, contingency plans, and comprehensive action step – carried out to the letter.
-          Written or spoken presentations should be specific, factual, technical and realistic.
-          Reports, briefings and presentations should be backed up by facts, figures, tables and charts.
-          Germans have an aversion to divergent opinions, but will negotiate and debate an issue fervently.
-      Remain silent if the floor has not been given to you or if you are not prepared to make an informed contribution.
-          Always deliver information, product, proposal, etc,. to client on time.
-          Do not call a German at home unless it is an emergancy.

Dining and Entertainment
-          To beckon a waiter, raise your hand and say “herr ober”. To beckon a waitress, raise your hand and say, “fraulein”.
-          Business breakfast are arranged, but more often a business lunch is preferred.
-          Business entertaining is usually done in restaurants.
-          Spouses are generally not included in business dinners.
-        Nobody drinks at a dinner party before the host has drunk. The host will raise his glass to the woman on his right and then toast to the health of the group. Thereafter, people may drink as they see fit.
-       When toasting as a guest, hold the glass only at the stem, clink your glass with everyone near you at the table and say prosit, then take a drink. Then look into the eyes of someone at your table and lift your glass just slightly, then bring your glass down to the table.
-          Guten appetit is said before eating and means “enjoy your meal”. It is the host’s way of saying, “please start”. Guests can respond by saying Guten Appetit or Danke ebenfalls, which means, “thank you”.
-          A guest of honor is seated to the left of the hostess if it is a man and to the right of the host if it is a woman.
-          Keep your hands on the table at all times during a meal – not in your lap. However, take care to keep your elbows off the table.
-          Use a knife and fork to eat sandwiches, fruit and most food.
-          Do not use a knife to cut potatoes or dumplings (suggests food is not tender). The general rule is whatever does not need a knife, should not be touched with your knife.
-      Never cut fish with anything but a fish knife. If a fish knife is not offered, two forks are acceptable.
-          Do not leave any food on your plate when you are finished eating.
-          Do not smoke until after dinner is finished is finished and coffee is served. Then ask permission.
-          When finish eating, place knofe and fork side by side on the plate at the 5:25 position.
-          If you are taking a break during the meal, but would like to continue eating or would like more food, cross the knife and fork on your plate with the fork over the knife.
-        Germans don’t tent to say long after dinner. The honored guests are expected to make the first move to leave.
-          A “thank you” is usually done in person or with a telephone call.
-          Do not ask for a tour of your host’s home, it would be considered impolite.

Gifts
-          Gifts are normally nor exchanged at business meetings, but small gifts may be apropriate at the successful conclusion of negotiations.
-          Give books, bourbon, whiskey or classical music. American-made gifts are very appropriate.
-        Do not give pointed objects like knives, scissors, umbrellas (considered unlucky), personal items, extravagant gifts or wine (Germans are very proud of their wine cellars).
-          When invited to someone’s home, always bring a small gift for the hostess.
-          For a large party, it is nice to send flowers before the party or the next day.
-          Give an uneven number of flowers (unwrapped, not 13), yellow roses, tea roses or chocolates.
-      Do not give red roses (love symbol) or carnations (mourning). Yellow and white chrysantthemums and calla lilies are given for funerals only.

Helpful Hints
-         Germans are more formal and punctual than most of the world. They have prescribed roles and seldom step out of line.
-          A man or younger person should always walk to the left side of a lady.
-        Traditional good manners call for the man to walk in front of a woman when walking into a public place. This is a symbol of protection and of the man leading the woman. A man should open the door for a woman and allow her to walk into the building, at which time the woman will stop an d wait for the man. The man should then proceed to lead the woman to her designation. If going to a restaurant, the man may relinquish his leadership role to the maitre’de.
-       Don’t be offended if someone corrects your behavior (i.e., talking jacket off in restaurant, parking in wrong spot, etc.). policing each other is seen as a social duty.
-          Compliment carefully and sparingly – it may embarrass rather than please.
-          Don’t lose your temper publicly. This is viewed as uncouth and sign of weakness.
-          Stand when an elder or higher ranked person enters the room.

-          Don’t shout or be loud, put your feet on furniture or chew gum in public.