Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau
Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional
dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta
sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan
derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System
(JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.
Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan
disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl.
Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Indeks saham untuk memberikan informasi yang
lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data
pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator
pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI
mempunyai tujuh macam indeks saham:
1. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi
Indeks.
2. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
sektor.
3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapa tahapan seleksi.
4. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham
didasarkan harga dasar.
5. Jakarta Islamic Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah.
6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang didasarkan
pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan
Pengembangan.
7. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
SAHAM
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam
berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah
perusahaan. Ada beberapa tipe dari saham:
1. saham biasa (common
stock)adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan
2. saham preferen (preferred
stock) merupakan suatu bentuk efek yang berada di antara ekuitas dan surat
utang
3. saham harta (treasury stock)
4. saham kelas ganda (dual class stock).
Saham preferen biasanya memiliki prioritas
lebih tinggi dibanding saham biasa dalam pembagian dividen dan aset, dan
kadangkala memiliki hak pilih yang lebih tinggi seperti kemampuan untuk memveto
penggabungan atau pengambilalihan atau hak untuk menolak ketika saham baru dikeluarkan
(yaitu, pemgang saham preferen dapat membeli saham yang dikeluarkan sebanyak
yang dia mau sebelum saham itu ditawarkan kepada orang lain).
Saham yang biasa dijual di bursa efek adalah
saham biasa dan saham preferen tidak diperjualbelikan di bursa efek. Struktur
kelas ganda memiliki beberapa kelas saham (contohnya, Kelas A, Kelas B, Kelas
C) masing-masing dengan keuntungan dan kerugiannya sendiri-sendiri. Saham harta
adalah saham yang telah dibeli balik dari masyarakat. Masyarakat dapat membeli
saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan
atas kelipatan 500 lembar atau disebut juga dengan 1 lot. Saham pecahan (tidak bulat
500 lembar) bisa diperjualbelikan secara over the counter. Salah satu tujuan
masyarakat untuk membeli saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:
1. Meningkatnya nilai kapital (capital gain).
2. Mendapatkan deviden.
Penawaran Saham Perusahaan kepada Masyarakat
pertama kali sebelum listing di bursa dinamakan Initial Public Offering (IPO),
sedangkan jika sudah listing dan perusahaan ingin menambah saham beredar dengan
memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk membeli-nya
dinamakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan
sebutan Right Issue.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual
listing saham di Bursa Efek Jakarta dan New York Stock Exchange. Saham yang
diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal dengan American Depositary
Receipt (ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi
dan kondisi yang ada. Pada saat krisis moneter pada tahun 1998, Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk
hingga mencapai nilai di bawah 400. Hal ini menyebabkan saham-saham di dalam
negeri menjadi under value. Dalam periode 2002-2006, nilai IHSG telah pulih
bahkan sudah beberapa kali memecahkan rekor.
Untuk bisa menilai apakah sebuah saham bernilai
mahal atau murah, biasanya digunakan rasio perhitungan seperti
Earning-per-Share (EPS), Price-to-Earning Ratio (PER), Price-to-Book Value (PBV)
dan lain-lain. Untuk berinvestasi di saham, disarankan untuk melakukan teknik
valuasi terlebih dahulu dan uang yang hendak diinvestasikan disebar di dalam beberapa
saham, agar risiko bisa dibagi. Selain itu, banyak ahli (Jeremy J. Siegel,
James P. O'Shaughnessy) menyarankan agar berinvestasi di dalam saham dilakukan
dalam jangka panjang. Mereka menyarankan rentang waktu antara 10-20 tahun untuk
bisa mendapatkan hasil yang signifikan dalam berinvestadi di dalam saham.
OBLIGASI
Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan
dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit
obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas
pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan
oleh penerbit.
Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu
jangka waktu tetap diatas 10 tahun. Misalnya saja pada Obligasi pemerintah
Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities" diterbitkan untuk
masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10
tahun disebut "surat utang" dan utang dibawah 1 tahun disebut
"Surat Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga
10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan
utang dibawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan
Negara (SPN).
Obligasi secara ringkasnya adalah merupakan
utang tetapi dalam bentuk sekuriti. "Penerbit" obligasi adalah
merupakan sipeminjam atau debitur, sedangkan "pemegang" obligasi
adalah merupakan pemberi pinjaman atau kreditur dan "kupon" obligasi
adalah bunga pinjaman yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur. Dengan
penerbitan obligasi ini maka dimungkinkan bagi penerbit obligasi guna
memperoleh pembiayaan investasi jangka panjangnya dengan sumber dana dari luar
perusahaan.
Pada beberapa negara, istilah
"obligasi" dan "surat utang" dipergunakan tergantung pada jangka
waktu jatuh temponya. Pelaku pasar biasanya menggunakan istilah obligasi untuk
penerbitan surat utang dalam jumlah besar yang ditawarkan secara luas kepada publik
dan istilah "surat utang" digunakan bagi penerbitan surat utang dalam
skala kecil yang biasanya ditawarkan kepada sejmlah kecil investor. Tidak ada
pembatasan yang jelas atas penggunaan istilah ini. Ada juga dikenal istilah "surat
perbendaharaan" yang digunakan bagi sekuriti berpenghasilan tetap dengan
masa jatuh tempo 3 tahun atau kurang . Obligasi memiliki risiko yang tertinggi
dibandingkan dengan "surat utang" yang memiliki risiko menengah dan
"surat perbendaharaan" yang memiliko risiko terendah yang mana
dilihat dari sisi "durasi" surat utang dimana makin pendek durasinya
memiliki risiko makin rendah.
Obligasi dan saham keduanya adalah merupakan
instrumen keuangan yang disebut sekuriti namun bedanya adalah bahwa pemilik
saham adalah merupakan bagian dari pemilik perusahan penerbit saham, sedangkan
pemegang obligasi adalah semata merupakan pemberi pinjaman atau kreditur kepada
penerbit obligasi. Obligasi juga biasanya memiliki suatu jangja waktu yang ditetapkan
dimana setelah jangka waktu tersebut tiba maka obligasi dapat diuangkan
sedangkan saham dapat dimiliki selamanya ( terkecuali pada obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah Inggris yang disebut gilts yang tidak memiliki jangka waktu
jatuh tempo.
• Penerbit obligasi, Penerbit obligasi ini sangat luas sekali, hampir
setiap badan hukum dapat menerbitkan obligasi, namun peraturan yang mengatur
mengenai tata cara penerbitan obligasi ini sangat ketat sekali. Penggolongan
penerbit obligasi biasanya terdiri atas :
• Lembaga supranasional, seperti misalnya Bank Investasi Eropa
(European Investment Bank) atau Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
• Pemerintah suatu negara menerbitkan obligasi pemerintah dalam
mata uang negaranya maupun Obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing
yang biasa disebut dengan obligasi internasional (sovereign bond).
• Sub-sovereign, propinsi, negara atau otoritas daerah . Di Amerika
dikenal sebagai Obligasi daerah (municipal bond). Di Indonesia dikenal sebagai
Surat Utang Negara (SUN)[1]
• Lembaga pemerintah. Obligasi ini biasa juga disebut agency bonds,
atau agencies.
• Perusahaan yang menerbitkan obligasi swasta.
• Special purpose vehicles adalah perusahaan yang didirikan dengan
suatu tujuan khusus guna menguasai aset tertentu yang ditujukan guna penerbitan
suatu obligasi yang biasa disebt Efek Beragun Aset.
Proses
penerbitan obligasi, Proses yang
umum dikenal dalam penerbitan suatu obligasi adalah melalui penjamin emisi atau
juga dikenal dengan istilah "underwriting". Dalam penjaminan emisi,
satu atau lebih perusahaan sekuritas akan membentuk suatu sindikasi guna
membeli seluruh obligasi yang diterbitkan oleh penerbit dan menjualnya kembali
kepada para investor. Pada penjualan obligasi pemerintah biasanya melalui
proses lelang. Fitur obligasi Fitur yang terpenting dalam suatu obligasi adalah
:
• Nilai nominal atau nilai utang pokok , yaitu nilai yang harus
dibayar bunganya oleh penerbit dan harus dilunasi pada saat akhir masa jatuh
tempo.
• Harga penerbitan, yaitu suatu harga yang ditawarkan kepada
investor pada saat penjualan perdana obligasi. Nilai bersih yang diterima oleh
penerbit adalah setelah dikurangi dengan biaya biaya penerbitan.
• Tanggal jatuh tempo, yaitu
suatu tanggal yang ditetapkan dimana pada saat tersebut penerbit wajib untuk
melunasi nilai nominal obligasi. Sepanjang pembayaran kembali / pelunasan tersebut
telah dilakukan maka penerbit tidak lagi memiliki kewajiban kepada pemegang
obligasi setelah lewat tanggal jatuh tempo obligasi tersebut. Beberapa obligasi
diterbitkan dengan masa jatuh tempo hinga lebih dari seratus tahun. Pada awal
tahun 2005, pasar atas obligasi euro dengan masa jatuh tempo selama 50 tahun
mulai berkembang. Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo obligasi
yaitu :
o Jangka pendek (surat utang atau bill): yang
masa jatuh temponya hingga 1 tahun;
o Medium Term Note: masa jatuh temponya antara
1 hingga 10 tahun;
o Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh
temponya diatas 10 tahun.
• Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada pemegang obligasi.
Biasanya suku bunga
ini memeiliki besaran yang tetap sepanjang masa
berlakunya obligasi, tetapi juga bisa mengacu kepada suatu indeks pasar uang
seperti LIBOR, dan lain-lain. Istilah "kupon" ini asal mulanya digunakan
karena dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon bunga
yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon, pemegang
obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank guna ditukarkan dengan
pembayaran bunga. Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada
pemegang obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon obligasi dilakukan secara
"tengah tahunan", yang artinya pembayaran kupon dilakukan setiap 6
bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan obligasi adalah secara "tahunan"
atau 1 kupon pertahun.
• Dokumen resmi , suatu dokumen
yang menjelaskan secara terinci hak-hak dari pemegang saham. Di Amerika,
ketentuan ini diatur oleh departemen keuangan pemerintah dan undang-undang komersial
dimana dokumen ini dihadapan pengadilan diperlakukan sebagai suatu kontrak. Ketentuan
dalam dokumen resmi tersebut sulit sekali diubah dimana perubahan hanya dapat dilakukan
atas persetujuan mayoritas pemegang obligasi.
• Hak opsi: suatu obligasi dapat
memuat ketentuan mengenai hak opsi kepada pembeli obligasi ataupun penerbit
obligasi.
• Hak pelunasan, beberapa
obligasi memberikan hak kepada penerbit untuk melunasi obligasi tersebut
sebelum masa jatuh tempo obligasi. Obligasi jenis ini dikenal sebagai obligasi
opsi beli. Kebanyakan obligasi jenis ini memberikan hak kepada penerbit untuk
melakukan pelunasan obligasi pada nilai pari. Pada beberapa obligasi mengharuskan
penerbit untuk membayar premi yang disebut premi opsi. Ini utamanya digunakan
bagi obligasi berbunga tinggi. Pada obligasi jenis ini terdapat banyak sekali
persyaratan yang ketat yang membatasi kegiatan operasional penerbit, maka guna membebaskan
penerbit dari pembatasan-pembatasan dilakukanlah pelunasan dini atas obligasi tersebut.
namun dengan biaya yang lebih tinggi.
• Hak jual, beberapa obligasi memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
memaksa penerbit
melakukan pelunasan awal atas obligasinya
sebelum masa jatuh tempo; lihat opsi jual.
• Tanggal pelaksanaan opsi adalah
tanggal dimaka opsi beli atau opsi jual dapat dilaksanakan sebelum masa jatuh
tempo obligasi, dimana pada umumnya terdapat 4 cara pelaksanaan opsi yang
demikian ini yaitu :
• Gaya Bermuda memiliki beberapa
tanggal pelaksanaan yang biasanya disesuaiakan dengan tanggal kupon.
• Gaya Eropa hanya memiliki satu
tanggal pelaksanaan , ini merupakan kasus khusus gaya Bermuda.
• Gaya Amerika opsi dapat dilaksanakan setiap
saat hingga masa jatuh tempo.
• Penjualan karena kematian
adalah opsi yang diberikan kepada ahli waris pemegang opsi untuk menjual
kembali obligasinya kepada penerbit dalam hal terjadinya kematian pada pemegang
obligasi atau menderita cacat tetap.
• Dana jaminan atau yang juga
dinenal dengan istilah sinking fund adalah merupakan suatu syarat dalam
"dokumen resmi" yang mensyaratkan adanya suatu porsi tertentu dari
obligasi yang dapat dicairkan berkala. Penerbit juga dapat membayar kepada wali
amanat yaitud engan cara melakukan pembelian secara acak atas obligasi yang
diterbitkannya atau pilihan lainnya dengan membeli obligasi di pasaran lalu menyerahkannya
kepada wali amanat.
• Obligasi
konversi adalah obligasi yang mengizinkan pemegang obligasi untuk menukarkan
obligasi yang dipegangnya dengan sejumlah saham perusahaan penerbit.
• Obligasi tukar
atau dikenal juga dengan nama Exchangeable bond ("XB") yang
memperkenankan pemegang obligasi untuk menukarkan obligasi yang dipegangnya
dengan saham perusahaan selain daripada saham perusahaan penerbit, biasanya
dengan saham anak perusahaan penerbit.
>>Jenis-jenis obligasi<<
• Obligasi suku bunga tetap memiliki kupon
bunga dengan besaran tetap yang dibayar secara berkala sepanjang masa
berlakunya obligasi.
• Obligasi suku bunga mengambang atau biasa
juga disebut dengan Floating rate note (FRN)
memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada suatu indeks
pasar uang seperti LIBOR atau Euribor.
• Junk bond atau "obligasi berimbal hasil
tinggi" adalah obligasi yang memiliki peringkat dibahah peringkat
investasi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit. Oleh karena obligasi
jenis ini memiliki risiko yang cukup tinggi maka investor mengharapkan suatu
imbal hasil yang lebih tinggi.
• Obligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan
istilah (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran
bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai
pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh
tempo obligasi.
• Obligasi inflasi atau lebih dikenal dengan
sebutan (Inflation linked bond), dimana nilai pokok utang pada obligasi
tersebut adalah mengacu pada indeks inflasi. Suku bunga pada obligasi jenis ini
lebih rendah daripada obligasi suku bunga tetap . Namun dengan bertumbuhnya
nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran pelunasan obligasi
ini akan meningkat pula. Pada periode tahun 1980an, pemerintah Inggris adalah
yang pertama kalinya menerbitkan obligasi jenis ini yang diberi nama Gilts. Di
Amerika obligasi jenis ini dikenal dengan nama "Treasury Inflation Protected
Securities" (TIPS) dan I-bonds.
• Obligasi indeks lainnya, adalah surat utang
berbasis ekuiti (equity linked note) dan obligasi yang mengacu pada indeks yang
merupakan indikator bisnis seperti penghasilan, nilai tambah ataupun pada
indeks nasional seperti Produk domestik bruto.
• Efek Beragun Aset adalah obligasi yang
pembayaran bunga dan pokok utangnya dijamin oleh acuan berupa arus kas yang
diperoleh dari penghasilan aset. Contoh dari obligasi jenis ini adalah Efek
beragun KPR (mortgage-backed security-MBS), collateralized mortgage obligation (CMOs)
dan collateralized debt obligation (CDOs).
• Obligasi subordinasi obligasi yang memiliki
peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnya yang diterbitkan
oleh penerbit dalam hal terjadinya likuidasi. Dalam hal terjadinya kepailitan
maka ada hirarki dari para kreditur. Pertama adalah pembayaran dari likuidator,
kemudaian pembayaran utang pajak, dan lain-lain. Pemegang obligasi yang pembayarannya
diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan paling awal yang
disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi maka barulah pembayaran
pelunasan obligasi subordinasi dilakukan. Oleh karena risikonya lebih tinggi
maka obligasi subordinasi ini biasanya memiliki peringkat kredit lebih rendah
daripada obligasi senior. Contoh utama dari obligasi subordinasi ini dapat
ditemui pada obligasi yang diterbitkan oleh perbankan dan pada Efek Beragun
Aset . Penerbitan yang berikutnya umumnya dilakukan dalam bentuk
"tranches". Senior tranches dibayar terlebih dahulu dari tranches
subordinasi.
• Obligasi abadi, Obligasi ini tidak memiliki
suatu masa jatuh tempo. Obligasi jenis ini yang terkenal dalam pasar obligasi
adalah "UK Consols" yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris, atau juga
dikenal dengan nama Treasury Annuities atau Undated Treasuries. Beberapa dari
obligasi ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1888 dan masih diperdagangkan
hingga hari ini. Beberapa obligasi jenis ini juga memiliki masa jatuh tempo
yang sangat panjang sekali seperti misalnya perusahaan West Shore Railroad yang
menerbitkan obligasi dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau abad ke 24).
Terkadang juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai obligasi
tersebut pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.
• Obligasi atas unjuk adalah merupakan
sertifikat resmi tanpa nama pemegang dimana siapapun yang memegang obligasi
tersebut dapat menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya
tersebut. Biasanya juga obligasi ini diberi nomer urut dan didaftarkan guna menghindari
pemalsuan namun dapat diperdagangkan seperti layaknya uang tunai. Obligasi ini
amat berisiko terhadap kehilangan dan kecurian. Obligasi ini sering disalah
gunakan untuk menghidari pengenaan pajak.ref>Eason, Yla (June 6, 1983).
"Final Surge in Bearer Bonds" New York Times. Para perusahaan di
Amerika menghentikan penerbitan obligasi atas unjuk i9ni sejak tahun 1982 dan secara
resmi dilarang oleh otoritas perpajakan pada tahun 1983.
• Obligasi tercatat adalah obligasi yang
kepemilikannya ataupun peralihannya didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau
oleh lembaga administrasi efek. Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang
akan dtransfer langsung kepada pemegang obligasi yang namanya tercatat.
• Obligasi daerah atau di Amerika dikenal
sebagai (municipal bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara bagian,
teritorial, kota, pemerintahan setempat, ataupun lembaga lembaganya. Bunga yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi seringkali tidak dikenakan pajak oleh negara
bagian yang menerbitkan, namun obligasi daerah yang diterbitkan guna suatu
tujuan tertentu tetap dikenakan pajak.
• Obligasi tanpa warkat atau lebih dikenal
sebagai Book-entry bond adalah suatu obligasi yang tidak memiliki sertifikat,
dimana mahalnya biaya pembuatan sertifikat serta kupon mengakibatkan timbulnya
obligasi jenis ini. Obligasi ini menggunakan sistem elektronik terpadu yang mendukung
penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal.[4]
• Obligasi lotere atau juga disebut Lottery
bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara (biasanya negara-negara
Eropa). Bunganya dibayar seperti tata cara pembayaran bunga pada obligasi suku
bunga tetap tetapi penerbit obligasi akan menebus obligasi yang diterbitkannya
secara acak pada waktu tertentu dimana penebusan atau pelunasan obligasi yang
beruntung terpilih akan dilakukan dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai
yang tertera pada obligasi .
• Obligasi perang atau War bond adalah suatu
obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara guna membiayai perang Obligasi yang
diterbitkan oleh lembaga asing Beberapa perusahaan, bank, pemerintah dan
lembaga berwenang lainnya dapat menerbitkan obligasi dalam denominasi mata uang
valuta asing lainnya yang nampak lebih stabil dibandingkan mata uang
domestiknya. Penerbitan obligasi dalam denominasi valuta asing ini juga memberikan
kemungkinan bagi penerbit obligasi ini memasuki pasar perdagangan obligasi
diluar negaranya. Penerbitan obligasi ini juga sering digunakan sebagai suatu
sarana lindung nilai terhadap risiko gejolak perubahan nilai tukar. >>Beberapa
obligasi ini dijuluki dengan nama panggilan yang khas seperti terlihat dibawah
ini<<
• Obligasi Eurodollar atau Eurodollar bond,
Obligasi berdenominasi USD yang diterbitkan oleh penerbit obligasi dari suatu
negara diluar Amerika.
• Obligasi Kangguru atau Kangaroo bond,adalah
obligasi dalam denominasi mata uang dollar Australia (AUD) yang diterbitkan
oleh penerbit obligasi dari suatu negara diluar Australia dan diperdagangkan
pada pasar Australia.
• Obligasi Maple atau Maple bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang dollar Kanada yang diterbitkan oleh
penerbit obligasi dari suatu negara diluar Kanada dan diperdagangkan pada pasar
Kanada.
• Obligasi Samurai atau Samurai bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang yen yang diterbitkan oleh penerbit obligasi
dari suatu negara diluar Jepang dan diperdagangkan pada pasar Jepang.
• Obligasi Yankee atau Yankee bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang USD yang diterbitkan oleh penerbit obligasi
dari suatu negara diluar Amerika dan diperdagangkan pada pasar Amerika.
• Obligasi Shogun atau Shogun bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang dollar yen yang diterbitkan di Jepang oleh penerbit
obligasi dari suatu negara diluar Jepang.
• Bulldog bond, adalah obligasi dalam
denominasi mata uang poundsterling yang diterbitkan di London oleh suatu lembaga
atau pemerintahan asing.
• Pinjaman Ninja atau Ninja loan, suatu
pinjaman sindikasi dalam denominasi mata uang yen oleh kreditur asing.
• Obligasi Formosa atau Formosa bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang dollar Taiwan yang diterbitkan oleh
penerbit obligasi dari suatu negara diluar Taiwan dan diperdagangkan pada pasar
Taiwan.
• Obligasi Panda atau Panda bond, adalah
obligasi dalam denominasi mata uang renminbi (RMB) yang diterbitkan oleh
penerbit obligasi dari suatu negara diluar RRC dan diperdagangkan pada pasar
Cina. Obligasi di Indonesia
Jenis obligasi di Indonesia, Secara umum jenis
obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan
Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis,
yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu
tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN;
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan
SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang
kecil agar dapat dibeli secara ritel;
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat
juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama
dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip
syariah.
Pasar obligasi, Sebagai suatu efek, obligasi
bersifat dapat diperdagangkan. Ada dua jenis pasar obligasi yaitu:
1. Pasar Primer Merupakan tempat
diperdagangkannya obligasi saat mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan
ketentuan Pasar Modal, obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan
kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek Surabaya (BES)
sekarang Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pasar Sekunder Merupakan tempat
diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercarat di BES, perdagangan
obligasi akan dilakukan di Pasar Sekunder. Pada saat ini, perdagangan akan
dilakukan secara Over the Counter (OTC). Artinya, tidak ada tempat perdagangan
secara fisik. Pemegang obligasi serta pihak yang ingin membelinya akan berinteraksi
dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, atau
telepon. Aspek Pajak Obligasi
Jenis obligasi dan tarifnya
Dari aspek perpajakan obligasi dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1. Obligasi dengan kupon (interest bearing
bond)
o atas bunganya dikenakan Pajak
Pengasilan dengan tarif 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan (holding period).
o Atas diskontonya dikenakan
Pajak Penghasilan sebesar 20% dari selisih lebih harga jual pada saat transaksi
atau nilai nominal pada saat jatuh tempo di atas harga perolehan, tidak termasuk
bunga berjalan (accrued interest).
2. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
o Hanya atas diskontonya saja
yang dikenakan Pajak Penghasilan, yaitu sebesar 15% dari selisih harga jual
pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi di atas
harga perolehan obligasi.
Tata Cara Pemotongan PPh Final atas obligasi, Pemotongan
PPh yang bersifat final atas penghasilan yang diterima dari obligasi yang
diperdagangkan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek, dilakukan oleh :
• Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian
yang ditunjuk selaku agen pembayaran :
1. atas bunga, yang diterima oleh
pemegang interest bearing bond, pada saat jatuh tempo bunga; dan
2. atas diskonto, yang diterima
baik oleh pemegang interest bearing bond maupun pemegang zero coupon bond, pada
saat jatuh tempo obligasi.
• Perusahaan efek (broker) atau bank selaku
pedagang perantara :
1. atas bunga dan diskonto bagi pemegang interest
bearing bond dan atas diskonto bagi
pemegang zero coupon bond, yang diterima
penjual obligasi pada saat transaksi.
• Perusahaan efek (broker), bank, dana pensiun,
dan reksadana, selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang
perantara atas bunga dan diskonto dari interest bearing bond dan zero coupond
bond yang diterima atau diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.
0 komentar:
Posting Komentar