1. PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR
EKONOMI
·
Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus
dilaksanakan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pembangunan ekonomi harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja,
sehingga diharapkan peningkatan pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat
dapat diperbaiki.
Weiss dalam Tambunan (2001), menyatakan bahwa pembangunan
ekonomi dalam periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional
akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi
tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama, ke ekonomi modern yang
didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri manufaktur
dengan increasing returns to scale (relasi positif antara pertumbuhan
output dengan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan ekonomi di
suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan perkapita masyarakat yang mengalami
peningkatan secara terus- menerus (dalam jangka panjang) dan disertai
terjadinya perubahan fundamental dalam struktur ekonomi. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan
adanya alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga,
pengetahuan atau pendidikan , dan teknik.
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu
wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP
riil di wilayah tersebut.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka
pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus
dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika pada awal pembagnunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan
pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara
seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah
garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat
penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar
peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan
dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat
dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan
sosial (ADB, 2004)
·
Struktur
Perekonomian Indonesia
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral perekonomian suatu negara dapat berstruktur
agraris (agricultural), industri (industrial), niaga (commercial) hal ini
tergantung pada sector apa/mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian
negara yang bersangkuatan. Pergeseran
struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara
keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur
perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan
modern. Struktur
perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa
1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD
sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia.
Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian
berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui
GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam
perekonomian nasional. Struktur
ekonomi dapat pula dilihat berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan
keputusan. Berdasarkan tinjauan birokrasi pengambilan keputusannya dapat
dikatakan bahwa struktur perekonomian selama era pembangunan jangka panjang tahap
pertama adalah sentralistis. Dalam struktur ekonomi yang sentralistik,
pembuatan keputusan (decision-making) lebih banyak ditetapkan pemerintah pusat
atau kalangan atas pemerintah (bottom-up).
1. PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU
HINGGA SAAT INI
Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa
sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik
dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim
politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada
kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik
Melihat
kondisi pertumbuhan Indonesia selama pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis
ekonomi 1997) dapat dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses
pembangunan ekonomi yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro. Pada
tahun 1968 PN per kapita masih sangat rendah, hanya sekitar US$60 Laju
pertumbuhan 7%-8% selama 1970-an dan turun ke 3%-4% pada taun 1980-an, hal ini
disebabkan oleh faktor eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di
pasar internasional menjelang pertengahan 1980-an dan resesi ekonomi dunia pada
dekade yang sama. Sejak zaman Orde Baru Indonesia menganut sistem ekonomi
terbuka, maka goncangan ekstrenal terasa dampaknya terhadap pertumbuhan
Indonesia. Perekonomian nasional pada saat itu tergantung pada pamasukan dolar
AS dari hasil ekspor komoditi primer yaitu minak dan pertanian. Tahun 1968 PN Per Kapita US$56,7;
1973 US$126,3; 1978 US$260,3; 1983 US$494,0; 1988 US$467,5; 1993
US$833,1; 1997 US$1088,0; 1998 US$640,0 dan 1999 US$580,0. Pada saat krisis ekonomi mencapai
klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB jatuh drastis hingga 13,1%.
Namun pada tahun 1999 kembali positif, walaupun sangat kecil yaitu 0,8%, dan
tahun 2000 naik hingga 5%. Yang disebabkan pada masa Gusdur, pemerintah,
masyarakat, khusunya pelaku bisnis sempat optimis mengenai prospek pertumbuhan
Indonesia. Akan tetapi tahun 2001 pertumbuhan ekonomi kembali merosot hingga 3,3%
akbat gejolak politik yang semat memanas kembali, dan tahun 2002 pertumbuhan mengalami sedikit
perbaikan menjadi 3,66%. Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono-Jusuf Kalla dinilai sukses menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan
agenda demokratisasi. Situasi ini berbeda dengan era Orde Baru di mana ekonomi
tumbuh namun demokrasi terabaikan. Biaya yang mahal seperti pelanggaran
hak asasi manusia di berbagai tempat, korupsi merajalela, kebocoran anggaran,
dan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Untuk contoh terbaru, menurut Bara,
adalah Rusia selama era pemerintahan Vladimir Putin. Menurutnya, Rusia hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi semata namun di sisi lain, peran oposisi terbatasi
dan pembunuhan-pembunuhan misterius sering terjadi. Karena itu, menurut Bara, untuk saat
ini figur pasangan SBY-Boediono masih menjadi kandidat yang paling pas.
”Platform mereka jelas, yang menekankan pentingnya aspek keadilan dalam
pertumbuhan ekonomi, ”Pengamat
sosiologi politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito menilai selama
satu dekade reformasi, capaian-capaian demokrasi dan demokratisasi telah
menjadi fakta historik. Pada aras negara, banyak terobosan yang berarti
yang diinisiasi oleh pemerintah dan parlemen untuk meletakkan dasar bagi
capaian perubahan sebagaimana mandat reformasi. ”Kemajuan di bidang hak-hak sipil
dan politik menunjukkan magnitudo yang luar biasa, jauh dibandingkan era-era
sebelumnya. Jaminan itu berwujud dalam regulasi atau kebijakan yang bertujuan
untuk memastikan bahwa negara bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya
sesuai mandat konstitusi kita,”ujarnya. Dalam hal hubungan sipil-militer,
menurut Arie, mengalami pasang surut di masa pemerintahan Abdurrahman Wahid.
Kemudian di era Megawati, justru mengalami penurunan. ”Nah, di masa pemerintahan
SBY, pemerintah mampu mengurangi keterlibatan negara di bidang politik." Arie menambahkan, agenda reformasi
birokrasi juga berjalan dengan baik. Ide-ide pemberantasan korupsi untuk
memperkuat good governance, perlu dilanjutkan. Dengan demikian, dukungan
masyarakat akan semakin besar. Selain
itu, upaya pengentasan kemiskinan meningkat di daerah-daerah. ”Ada
rasionalisasi APBD. Anggaran untuk birokrasi menurun, sementara budget untuk
kepentingan masyarakat meningkat,” ujar Arie.
Dalam hal penguatan hubungan pusat-daerah, Arie menilai
bahwa terjadi peningkatan kualitas dalam beberapa tahun belakangan. ”Contohnya,
di Aceh tercipta perdamaian. Situasi di Papua membaik, walaupun perlu terus
didorong upaya-upaya yang lebih positif,” jelasnya.
2. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PROSPEK
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
1. Faktor-Faktor Internal
Faktor-faktor tersebut diantaranya, kondisi perbankan realisasi RAPBN 2003,
terutama yang menyangkut beban pembayaran bunga utang pemerintah dan
pengeluaran stimulus pasca tragedi Bali, hasil pertemuan CGI yang sempat
ditunda akibat tragedi Bali, kebijakan ekonomi pemerintah terutama dalam bidang
fiskal dan moneter, serta perkembangan ekspor nasional.
Kesiapan dunia usaha Indonesia dalam menghadapi AFTA 2003 juga
akan berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi nasional lewat
pengaruhnya terhadap prospek perkembangan neraca perdagangan yang berarti saldo
transaksi berjalan.
Faktor-faktor non ekonomi : politik san sosial, keamanan
(terutaman enyangkut apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mencegah tidak
terulangnya lagi tragedi Bali), dan hukum (terutama yang berkaitan langsung
dengan kegiatan bisnis dan pelaksana otonomi daerah). Perbaikan fundamental
ekonomi tidak disertai kstailan politik dan keamanan yang memadai, serta
kepastian hukum.
2. Faktor-Faktor Eksternal
Faktornya diantaranya adalah prospek perekonomian dan perdagangan dunia 2003,
kondisi politik global, terutama efek-efek dari perang AS-Irak dan krisis
senjata nuklir Korea Utara. Perang AS dan Irak akan berdampak pada efek haraga
minyak dan penurunan ekspor serta penundaan pengiriman TKI ke wilayah Timur
Tengah, sedang efek dari kore Utara, jika terjadi perang besar-besaran jelas
akan mengganggu arus perdagangan dan investasi di Asia Tenggara dan Timur
khusunya dan dunia pada umumnya.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan Negara Chenery mengatakan bahwa perubahan
struktur ekonomi disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai
suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi
agregat demand (AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan
produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal
guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut
(Tambunan, 2003).
Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur
ekonomi, yakni dari Arthur Lewis tentang teori migrasi dan hoilis chenery
tentang teori transportasi struktural. Teori Lewis pada dasarnya membahas
proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan dan daerah
perkotaan. Dalamnya Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang
didominasi sector pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan
industri sebagai sector utama. Karana perekonomiannya masih bersifat
tradisional dan sub sistem, dan pertumbuhan penduduk yang tinggi maka terjadi
kelebihan supplay tenaga kerja.
3. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi disebut transpormasi struktural,
artinya rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam
komposisi AD, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), AS (produksi dan
penggunaan faktor produksi yang diperlukan guna mendukung pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).
1.
Teori dan Bukti
Empiris
Teori
perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transpormasi
ekonomi yang ditandai oleh LDCs, yang semula lebih bersifat subsistence dan
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang
lebih modern, yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer. Ada 2 teori yang
umum digunakan dalam penganalisis perubahan struktur ekonomi.
2.
Teori Migrasi
(Arthus Lewis),
bahwa
wkonomi suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi 2 yaitu: Perekonomian
Tradisional dipedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian Perekonomian
Modern diperkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Di pedesaan karena pertumbuhan
penduduknay tinttgi, maka terjadi kelebihan L dan tingkat hidup masyarakat
berada pada kondisi subsistence. Kelebihan L ini ditandai dengan produk
marjinalnya yang nilainya nol dan tingkat upah riil (w) yang rendah. Rumus ini
juga berlaku bagi perekonomian Modern.
Rumusnya :
Rumusnya :
LPD
= Fd(WP’ YP) (2,25)
LPS
= Fs(wp) (2,26)
LPD
= LPD = LP (2,27)
Persamaan
(2,25), permintaan L (LPD) yang merupakan suatu fungsi negatif dari tingkat
upah (wp) (Fd’wp>0) dan positif dari volume produksi pertanian (Yp) (Fd’Yp>0).
Persamaan (2,26) , penawaran L (LPS) yang merupakan suatu fungsi positif dari
tengkat upah (Fw’wp). Sedang persamaan (2,27) mencermintakn keseimbangan di
pasar L, yang menghasilkan tingkat w (W setelah dikoreksi dengan inflasi) dan
jumlah L tertentu.
3.
Teori Transpormasi
struktural (Hollis Chenery)
Teori
ini mempokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi
di LDCs, yang mengalami transportasi dari pertanian tradisional ke sektor
industri sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Perubahan struktur ekonomi
berbarengan dengan pertumbuhan PDB yang merupakan total pertumbuhan NT dari
semua sektor ekonomi dapat dijelaskan dengan industri dan pertanian NTB
masing-masing, yakni NTBi dan NTBp yang membentuk PDB :
PDB
= NTBi + NTBp
Berdasarkan
model ini, kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama
besarnya dengan jumlah empat faktor berikut :
a.
Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan langsung untuk produk
industri manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan domestik
untuk produk sektor-sektor lainnya terhadap industri manufaktur.
b.
Perluasan ekspor atau efek ttal dari kanaikan jumlah ekspor terhadap produk
idustri manufaktur.
c. Substitusi imfor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan di tiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri manufaktur.
d. Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien infut-outfut di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
c. Substitusi imfor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan di tiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri manufaktur.
d. Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien infut-outfut di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
Faktor-faktor
internal yang membedalakn kelompok LDCs yang mengalami transisi ekonomi yang
sangat pesat adalah :
·
Kondisi dan
struktur awal ekonomi dalam negeri
·
Besarnya pasar
dalam negeri
·
Pola distribusi
pendapatan
·
Karakteristik dari
industrialisasi
·
Keberadaan SDA
·
Kebijakan
perdagangan luar negeri
Kalau
dilihat dari Orde Baru hingga sekarang, dapat dikatakan bahwa proses perubahan
struktur ekonomi Indonesia cukup pesat. Data BPS menunjukan bahwa tahun 1970,
NTB dari sektor pertanian menyumbang sekitar 45% terhadap pembentukan PDB, dan
pada dekade 1990-an hanya tinggal sekitar 16% hingga 20%. Menurutnya pangsa
pertanian dalam permbentukan PDB selama periode tersebut disebabkan oleh laju
pertumbuhan output (rata-rata pertahun) di sektor tersebut relatif lebih rendah
dibandingkan laju pertumbuhan output disektor-sektor lain.
SUMBER
: Google.com
2 komentar:
maap, izin copy sabagai bahan referensi boleh?
Sudah berkali-kali saya mencari tempat yang menyediakan pesugihan,mungkin lebih dari 15 kali saya mencari paranormal mulai dari daerah jawa garut,sukabumi, cirebon, semarang, hingga pernah sampai ke bali ,namun tidak satupun berhasil, niat mendapat uang dengan jalan pintas namun yang ada malah kehabisan uang hingga puluhan juta, suatu hari saya sedang iseng buka-buka internet dan menemukan website dari KI SULTAN AGUNG sebenarnya saya ragu-ragu jangan sampai sama dengan yang lainnya tidak ada hasil juga, saya coba konsultasikan dan bertanya meminta petunjuk pesugihan apa yang bagus dan cepat untuk saya, nasehatnya pada saya hanya disuruh yakin dan melaksanakan apa yang di sampaikan KI SULTAN AGUNG, semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari alhamdulilah akhirnya KI SULTAN AGUNG membantu saya pesugihan dana gaib 5M yang saya tunggu-tunggu tidak mengecewakan, yang di janjikan cair keesokan harinya, kini saya sudah melunasi hutang-hutang saya dan saat ini saya sudah memiliki usaha sendiri di JOGJA, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi KI SULTAN AGUNG di 085242892678 atau kunjungi websitenya agar lebih di mengerti www.rajauanggaib.com tidak lansung datang ke jawa juga bisa, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. alhamdulillah hasilnya sama baik
Posting Komentar