FUNGSI  OPERASI

Mengapa kita perlu mempelajari sistem produksi?
            Alasan pertama perlunya mempelajari sistem produksi dan bagaimana memanajemeninya secara efektif adalah karena semua perusahaan-perusahaan swasta atau  pemerintah, manufaktur maupun jasa selalu melibatkan suatu sistem produksi. Bukti-bukti menunjukkan bahwa Amerika Serikat telah ketinggalan dibandingkan dengan beberapa negara industri lainnya seperti Jepang dan Jerman Barat dalam kemampuannya menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi dengan biaya yang layak.

Sistem produksi yang berperan penting
            Belum lama berselang, satu-satunya sistem produksi yang dianggap penting hanyalah sistem manufaktur. Tampaknya terdapat permintaan barang-barang berwujud yang tak kunjung terpuaskan, dan dalam rangka memproduksi barang-barang inilah kita mempelajari dasar-dasar pengorganisasian sumberdaya untuk menghasilkan sesuatu secara efektif. Pada permulaan Revolusi Industri, perhatian kita terpusat pada barang-barang fisik.

Sistem jasa menjadi penting
            Naiknya produktivitas perekonomian, ternyata diikuti dengan pemindahan alokasi pengeluaran perorangan.

Produk versus Jasa
            Produk merupakan barang berwujud yang dapat kita beli dan kita bawa dari tempat penjualnya. Sedangkan jasa bersifat tak berwujud, mudah musnah dan dikonsumsi bersamaan dengan saat proses diproduksinya. Produk dapat dihasilkan untuk persediaan dan dikeluarkan dari simpanan, sementara jasa hanya dapat diperoleh dengan menyiagakan sistem produksi penghasilnya untuk menghasilkan jasa termaksud pada saat diperlukan. Pada jasa orang yang dilayani acapkali berperan-serta dalam proses produksi, bahkan kadang-kadang merupakan sebagaian tenaga kerja, seperti dalam sistem-sistem swalayan. Dalam sistem produk, sedikit sekali bila ada kontak langsung antara produsen dan pemakai produk tersebut, ini diserahkan kepada kegiatan distribusi dan pengeceran kepada siapa pelanggan membeli produk yang bersangkutan. Di pihak lain, pada sistem jasa terjadi banyak kontak antara produsen dengan konsumen atau klien.
Perbedaan  penting lainnya antara produk dengan jasa adalah dalam variabilitas permintaan, pasar dan lokasi dari sistem produksinya. Pasar untuk produk yang dapat dilayani oleh suatu sistem produksi dapat bersifat regional, nasional atau bahkan internasional. Sebaliknya, karena jasa tidak dapat dikirimkan ke tempat-tempat yang jauh, unit produksinya umumnya hanya melayani pasar lokal. Meskipun pasar totalnya dapat bersifat nasional atau internasional, pasar yang dapat dilayani oleh suatu unit produksi jasa umumnya kecil, sehingga unit-unitnya pun kecil dan keuntungan karena skala ekonomis tidak dapat diperoleh.

Jasa sebagai bagian dari produk
            Bila kita amati sifat sistem penyampaian (delivery sistem) produk-produk fisik, maka tidak tampak garis pemisah yang jelas antara produk dengan jasa.

Produk sebagai bagian dari jasa
            Sebuah operasi restoran siap santap menyajikan produk fisiknya bersama dengan jasa pelayanan. Suatu sistem manufaktur boleh jadi memproduksi barang dengan sangat sedikit jasa sertaan. Sementara itu beberapa organisasi jasa seperti konsultan pajak, hampir sama sekali tidak memberikan produk sertaan sebagai bagian dari jasa yang diberikannya. Tetapi untuk sebagian besar sistem produksi yang ditawarkan adalah serangkaian produk dan jasa secara bersama-sama.

Sistem produksi – sebuah definisi
            Sistem produksi adalah wahana yang dipakai dalam mengubah masukan-masukan (input) sumberdaya untuk mencipakan barang dan jasa yang bermanfaat. Proses produksi ialah proses transformasi atau konversi. Inti dari manajemen produksi/operasi yang efektif ialah memelihara antar hubungan dari semua variabel dan sedapat mungkin memandang keseluruhan proses sebagai suatu sistem terpadu. Bila semuanya berjalan dengan semestinya, akan dihasilkan keluaran (output) berupa produk dan jasa yang memenuhi standar kuantitas, kualitas dan biaya yang dapat diperoleh pada saat diperlukan.

Manajemen sistem produksi
            Manajemen sistem produksi mencangkup beberapa hal, yaitu desain awal, rencana perluasan, mengoperasikan sistem yang telah diperluas, dan penilaian kembali sasaran-sasaran jangka panjang.

Masalah-masalah manajemen produksi/operasi
            Keputusan-keputusan perencanaan strategis yang pokok adalah sebagai berikut:
1.      Pemilihan desain dari rangkaian produk dan jasa yang ditawarkan
2.      Keputusan perencanaan kapasitas yang juga menentukan lokasi gudang dan cabang serta rencan pertumbuhan.
3.      Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.
Komponen-komponen desain mencangkup diagram arus pekerja dan rancangan arsitekturnya, rangcangan penempatan tenaga kerja yang menegaskan bagaimana tiap operasi dijalankan berikut standar waktu kerjanya, rancangan tata arus material, tata letak dan rancangan tata arus konsumen, desain gudang sentral meliputi tata letak penyimpanan dan sistem pembekalan logistik, tata letak operasi produksi, spesifikasi peralatan, skedul pembelian peralatan dan bangunan cabang analisis keuangan yang lengkap. Keputusan-keputusan pokok yang menentukan desain sistem produktif adalah:
1.      Desain dari untaian produk dan jasa yang dimantapkan melalui proses iteratif (berulang).
2.      Seleksi peralatan dan proses di antara teknologi-teknologi yang ada.
3.      Desain pekerjaan dan desain regu kerja, termasuk di dalamnya rancangan jadwal regu yang dimaksudkan untuk menanggapi variasi permintaan harian.
4.      Tata letak fisik yang terperinci yang sesuai dengan tata arus pekerjaan, peralatan dan karyawan, serta tata arus konsumen.

Kriteria prestasi dan sasaran-sasaran
            Kriteria utama yang digunakan oleh konsumen barang dan jasa dalam menilai prestasi suatu sistem produksi sudah jelas dimengerti. Bila dilakukan survei konsumen, mereka umumnya menyatakan tingkat kepuasan mereka dalam tiga dimensi, yaitu: biaya atau harga, ketersediaan (waktu penyerahan atau waktu tunggu) dan kualitas. Ketiga dimensi kepuasan konsumen kemudian menjadi dasar yang dominan untuk menetapkan kriteria prestasi suatu sistem produksi. Walaupun penilaian konsumen dapat bersifat subyektif, kita harus menerjemahkan ke dalam ukuran-ukuran prestasi yang seobyektif mungkin. Kriteria yang sesungguhnya digunakan sebenarnya merupakan terjemahan dari penilaian konsumen. Kalau konsumen berfikir tentang harga yang harus ditanggungnya, kita harus menerjemahkan ke dalam biaya tenaga kerja, biaya bahan dan modal serta keseimbangan yang wajar antara komponen-komponen biaya ini. Kita harus berfikir dengan kerangka yang lebih luas dari interaksi biaya-biaya dan trade-off-nya.

Produkrivitas dalam jangka panjang
            Tidak kita ketahui, siapa yang pertama kali menciptakan sistem produksi. Tetapi kita tahu bahwa monumen-monumen besar masa lampau, selain membutuhkan pengetahuan teknis, juga membutuhkan sistem menajerial untuk mengorganisasikan sumberdaya-sumberdaya, membuat rencana-rencana raksasa dan menjalankan rencana itu dengan hasil yang memuaskan. Manajemen produksi/operasi baru mulai berkembang dengan meletusnya revolusi industri, karena pada saat itulah sistem pabrik berkembang dan pola kerajinan tangan mulai bergeser. Serangkaian perubahan dalam teknik-teknik industri dan perkembangan kondisi ekonomi memungkinkan berkembangnya unit-unit produksi menjadi makin lama makin besar.
Revolusi industri
            Pada tahun 1764, James Watt menyempurnakan mesin uap sehingga mesin ini kemudian merupakan penghasil tenaga yang praktis dipakai di bidang industri. Akibatnya tenaga otot manusia mulai tergeser dan digantikan oleh tenaga mesin ini. Pergantian tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin, ditambah dengan penerapan pembagian kerja, merupakan sumber peningkatan produktivitas sampai dengan tahun 1920.

Jaman manajemen ilmiah
            Menjelang pergantian abad ini, Frederick W. Taylor mulai memperkenalkan suatu falsafah manajemen yang disebutkanya “manajemen ilmiah”. Praktek yang berjalan pada saat itu memberi kemungkanan masing-masing pekerja untuk menentukan cara-cara produksi masing-masing yang didasarkan pada keterampilan dan pengalaman masa lalu. Waktu yang dibutuhkan dan biaya produksi diperkirakan berdasarkan motode-metode tradisional. Pada dasarnya, falsafah baru yang dikemukakan oleh Taylor menyatakan bahwa metode ilmiah dapat dan harus diterapkan untuk semua persoalan manajerial. Ia menekankan bahwa manajemenlah yang harus menentukan metodekerja melalui penelitian ilmiah.
            Ilmu yang ditengahkan oleh Taylor sangat lambat perkembangannya. Teknik-teknik seperti telaah waktu,papan pengendalian produksi dan rancangan insentif untuk upah sering disalah artikan sebagai keseluruhan manajemen ilmiah. Padahal falsafah yang diajukan oleh Taylor jauh lebih luas daripada sekedar teknik-teknik itu. Walaupun Taylor kecewa dengan perkembangan ilmunya yang lambat, tetapi falsafahnya telah merangsang munculnya dasar-dasar manajemen modern. Dasar-dasar ini adalah pengembangan san penerapan konsep-konsep matematis dan probabilistik. Di tahun 1915, F.W.Harris untuk pertamakalinya mengembangkan model ukuran lot ekonomik untuk situasi yang sederhana. Di tahun 1931, Watler Shewart mengembangkan dan memperkenalkan konsep pengendalian kualitas statistik untuk industri. Akhirnya pada tahun 1934, L.H.C.Tippet mengembangkan prosedur sampling (percontoh) untuk menentukan standar keterlambatan kerja dan standar waktu kerja yang kemudian lebih dikenal sebagai work sampling.

Jaman modern
            Konsep, teori dan teknik manajemen operasi berkembang sangat cepat sejak berakhirnya perang dunia II. Selama beberapa waktu kemudian tekanan bergeser pada teknik-teknik analitis dan perhitungan yang canggih dan baru itu. Dan untuk sementara waktu itu pula pandangan sistem yang luas terlupakan. Riset dan penerapan menjadi terpusat pada hal-hal seperti model pemulasi dan model-model antrian. Dalam jaman modern, bidang manajemen produksi/operasi semula tertuju kepada penerapan metodologi kuantitatif pada sistem-sistem produktif. Dengan makin berpadunya teknik-teknik ini dalam bidang tersebut, kembali bidang manajemen produksi/operasi layak menyandang nama “manajemen”. Jaman modern ditandai dengan dipercepatnya substitusi tenaga manusia oleh tenaga mesin dan pemakaian mesin-mesin untuk komputerisasi dan pengendalian. Konsep spesialisasi telah diperluas dan diterapkan di semua tingkat, meliputi pekerjaan, spesialisasi dalam organisasi dan spesialisasi dalam industri. Elemen yang khas dalam jaman modern ini ialah penerapan ilmu-ilmu manajemen dalam kerangka dasar konsep sistem. Tingkat perkembangan produktivitas tahunan rata-rata dalam jaman modern adalah sekitar 5%, walaupun angkan ini ternyata tidak dapat dipertahankan selama resesi antara tahun 1973-1975 dan dalam periode selanjutnya.

Krisis produktivitas
            Alasan terjadinya penurunan, baik dalam produktivitas AS maupun dalm kemampuan bersaingnya di dunia internasional sangatlah kompleks menyangkut faktor-faktor sosioekonomi dalam budaya bangsa lain di satu pihak, versus kebijakan-kebijakan pemerintah AS sendiri di lain pihak, dan masih banyak faktor yang lain. Tentu saja, sebagian penyebabnya ialah diambilnya keputusan-keputusan sosial yang berpengaruh negatif terhadap produktivitas dengan maksud meningkatkan kualitas udara, memperbaiki tingkat kebisingan, keamanan kerja dan sebagainya.

Manajer operasi dan stategi
            Pada dasarnya ada 4 fungsi dalam perusahaan: keuangan, pemasaran, operasi dan personalia. Masing-masing mempunyai implikasi strategi dalam kehidupan perusahaan. Fungsi pemasaran dapat mengembangkan nilai-nilai fundamental yang ada dan mencari arah yang berguna, menjadi pununjuk jalan ke masa depan. Tetapi inti perencanaan stategis adalah pada fungsi operasi. Ketiga fungsi yang lain hanyalah menunjang fungsi operasi yang secara mendasar merupakan pencipta barang dan jasa. Manajer operasi memimpin perencanaan di mana dilakukan penetapan kualitas, biaya, keandalan sebagai pembekal dan fleksibiltas. Manajer-manajer operasi harus memilih kombinasi stategi yang tepat yang menyangkut desain produk dan proses untuk produksi.

Sistem produksi sebagai senjata bersaing
            Persaingan sebagaian dilangsungkan melalui sistem produksi. Kemampulabaan berhubungan dengan senjang antara harga dengan biaya, dan fungsi operasi mempunyai tanggung jawab pada sisi biaya. Semua biaya produksi dan distribusi dipengaruhi oleh keputusan manajer operasi. Akhirnya, keputusan tentang sejauh mana kebutuhan konsumen akan dilayani dalam bentuk variasi produk dan jasa merupakan dasar dalam mendefinisikan usaha tersebut.

Stategi dan teknologi
            Suatu stategi harus dipilih sedemikian rupa sehingga menjebatani teknologi produksi yang tersedia dengan sifat pasarnya. Pilihan harus dijatuhkan pada penekanan untuk mendapatkan biaya rendah dan ketersediaan produk atau kualitas dan fleksibilitas. Citra tradisional tentang suatu industri, dengan biaya rendah dan volume produksi yang besar, dapat menjadi strategi yang salah pada situasi-situasi tertentu. Teknologi tinggi, sistem lini produksi perakitan, semuanya merupakan gambaran-gambaran yang indah tetapi tugas manajer ialah menilai situasi sehubungan dengan pasarnya dan mempertahankan fleksibilitas pada tingkat yang tepat.

Kapasitas dan Lokasi
            Implikasi stategis perencanaan kapasitas dan lokasi sangatlah luas. Bila kita membangun kapasitas secara berlebihan, produksi dan jasa yang kita tawarkan akan memikul beban biaya terlalu berat karena overhead yang tak perlu. Strategi-strategi alternatif untuk penambahan kapasitas dapat mempunyai pengaruh yang berat terhadap biaya dan fleksibilitas operasi. Waktu perencanaan dan pelaksanaan yang panjang menambah rumitnya kesimpulan tentang alternatif stategi yang terbaik. Namun demikian, hal-hal stategis ini merupakan bagian yang menarik dari posisi manajer operasi.

Pemilihan posisi
            Salah satu dari keputusan penting dari manajer operasi manufaktur ialah pengambilan kebijakan pemilihan posisi untuk memproduksi berdasarkan persediaan dan berdasarkan pesanan. Keputusan manajerial “atas persediaan” atau “atas pesanan” ditentukan oleh trade off (pengorbanan) atara sejumlah keuntungan dan kerugian. Ada keuntungan pasar untuk mempunyai produk yang tersedia dalam persediaan, tetapi ada resiko-resiko persediaan.

Mengelola persediaan
            Para manajer perlu menyadari sifat sistem produksi-distribusi dalam industri mereka, serta berbagai fungsi yang diemban oleh persediaan dalam sistem tersebut. Pertama, persediaan memberikan fleksibilitas. Bila ada persediaan barang jadi misalnya manajer dapat melepaskan persediannya bilamana permintaan tampak menguat. Kedua, manajer yang bijaksana, yang memahami peranan tiap-tiap komponen persediaan dapat memanfaatkannya secara selektif untuk menunjang stategi perusahaan di pasar.

Mengelola dinamika sistem
            Bila permintaan berubah, struktur suatu sistem dapat menimbulkan pengaruh yang makin kuat pada hulu sistem. Tergantung pada panjangnya tundaan waktu dari arus informasi, kenaikan permintaan konsumen dapat menghasilkan reaksi yang berlebihan di tingkat pabrik yang dapat mengakibatkan pengambilan tenaga kerja yang terlalu banyak hanya untuk mendapatkan kenyataan bahwa beberapa saat kemudian mereka tidak diperlukan dan harus diberhentikan. Sebaliknya, penurunan permintaan tiba-tiba yang cukup besar dapat menyebabkan keseluruhan pabrik diliburkan, sementara persediaan diambil persediaan diambil dari saluran distribusi (pipeline). Suatu kesalahan yang sering dilakukan ialah mengartikan secara salah suatu pipelinr sebagai peningkatan permintaan yang sebenarnya. Kesalahan ini dapat mengakibatkan reaksi berupa percepatan produksi yang pada akhirnya membuahkan persediaan yang terlalu tinggi dan jumlah tenaga kerja yang jauh di atas tingkat yang sebenarnya dibutuhkan.

Perencanaan, Senjata para Manajer
            Senjata para manajer dalam menghadapi perilaku pasar dan kompleksitas sistem produksi-distribusi ialah perencanaan. Dalam proses perencanaan perlu dipertanyakan kemungkinan salah interpretasi tentang apa yang sedang terjadi dan dimaksudkan untuk menghasilkan rencana menyeluruh yang memperhitungkan segala data yang ada. Dalam proses perencanaanlah terjadi alokasi sumberdaya-sumberdaya produktif untuk masa yang akan datang.

Masa depan masyarakat industri
            Akan ada banyak perubahan pada masyarakat industri. Beberapa orang menyatakan kita telah sampai pada masyarakat pasca industri dengan nilai-nilai yang telah berubah. Ramalan-ramalan mengatakan bahwa otomasi akan menggantikan tenaga kerja dan menjelang tahun 2000 jumlah tenaga kerja akan turun sampai 2-10% dari jumlah keseluruhan karena penggantian ini. Arah perkembangan produktivitas industri yang mencemaskan menunjukkan garis mendatar di akhir tahun tujuh puluhan. Desain sistem produksi harus menemukan peranan yang tepat untuk manusia, dan tidak hanya memperlakukan mereka sebagai sebuah mata rantai dalam mesin raksasa otomatis. Jadi, seandainya kita berhasil menangani persoalan pencemaran dan pengendalian pertumbuhan penduduk serta memecahkan persoalan-persoalan keterbatasan sumberdaya, masyarakat industri tampaknya tetap harus menghadapi banyak perubahan dramatis masa datang.



Apa yang dimaksud dengan manajemen operasi?
            Produksi adalah penciptaan barang dan jasa. Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiatan produksi membuat barang sangat jelas terlihat di perusahaan manufaktur.

Yang diwariskan oleh manajemen operasi
            Eli Whitney (1800) dikenal karena mempopulerkan bagian yang dapat dibongkar pasang, yang dicapainya melalui standarisasi dan pengendalian mutu pada pembuatan produk. Melalui kontrak yang ia tanda tangani dengan pemerintah Amerika untuk 10.000 pucuk senjata, ia berhasil mendapatkan laba yang baik karena produk dijadikan bagian yang dapat dibongkar pasang. Frederick W. Taylor (1881) yang dikenal sebagai bapak ilmu manajemen, menyumbangkan seleksi personel, perencanaan dan penjadwalan, studi gerakan, dan bidang faktor-faktor manusia yang sekarang populer. Salah satu sumbangsih yang ia berikan ialah bahwa manajemen semestinya lebih panjang akal dan agresif dalam membuat metode kerja. Taylor dan rekannya, Henry L. Gantt and Frank, dan Lillian Gilbert, termasuk yang pertama kali membuat sistematika cara memproduksi yang terbaik. Sumbangsih Taylor yang lain adalah bahwa manajemen seharusnya lebih bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:
1.      Mendapatkan pegawai pada pekerjaan yang cocok.
2.      Menyediakan latihan yang dibutuhkan.
3.      Menyediakan metode dan peralatan kerja yang benar.
4.      Menerapkan sistem komisi/insentif untuk setiap pekerjaan yang diselesaikan.
Pada tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen menggabungkan apa yang mereka tahu tentang standarisasi suku cadang dengan lini perakitan dan pengepakan makanan industri mail-order, ditambah konsep lini perakitan (assembly line) dimana para pekerja hanya berdiri di satu tempat dan bahan yang bergerak. Pengendalian mutu adalah sumbangsih berharga lain di bidang MO. Walter Shewhart (1924) menggabungkan pengetahuan yang dimilikinya tentang statistik dengan pentingnya suatu pengendalian mutu dan membuat suatu peta kendali mutu dari produk yang diambil sebagai sampel. W.Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor percaya bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan proses dan lingkungan kerja agar mutu dapat lebih ditingkatkan. Manajemen operasi dapat terus berkembang dengan bantuan disiplin ilmu lainnya, termasuk teknik industri dan ilmu manajemen. Pengambilan keputusan dalam manajemen operasi memerlukan individu yang cakap dalam ilmu manajemen, ilmu informasi dan juga sering kali salah satu dari ilmu biologi atau ilmu fisika.

Pengorganisasian untuk menghasilkan barang dan jasa
            Untuk membuat barang dan jasa, seluruh organisasi melakukan tiga fungsi. Fungsi-fungsi ini sangatlah diperlukan tidak hanya untuk produksi tapi juga untuk kelangsungan hidup organisasi.
1.      Pemasaran, yang membuat adanya permintaan atau paling tidak mendapatkan pesanan untuk membuat barang atau jasa (tidak ada yang terjadi sampai adanya penjualan).
2.      Produksi/operasi, yang menghasilkan produk.
3.      Keuangan/akuntansi, yang memantau apakah perusahaan berjalan dengan baik, membayar seluruh tagihan, dan mengumpulkan uang.

Mengapa mempelajari manajemen operasi?
            Pertama, Mo adalah satu dari tiga fungsi utama setiap organisasi. Kedua, kita mempelajari MO karena kita ingin tahu bagaimana cara memproduksi barang dan jasa. Ketiga, kita mempelajari MO karena ini adalah bagian termahal dari suatu organisasi.


Apa yang bisa dilakukan oleh manajer operasi?
            Proses manajemen terdiri dari perencanaan, pengoranisasian, pembentukan staf, kepemimpinan, dan pengendalian. Manajer operasi menerapkan proses manajemen ini untuk setiap keputusan yang mereka ambil dalam fungsi MO.

Dimana tempat tugas-tugas dalam manajemen operasi berada?
            Para mahasiswa bisnis yang baik dan telah menguasai ilmu akuntansi, keuangan, dan MO mempunyai kesempatan untuk memasuki posisi-posisi awal pada area ini. Berikut contoh kesempatan kerja yang tersedia bagi lulusan dengan konsentrasi MO akhir tahun 90an:
1.      Teknologi/metode
2.      Pemanfaatan fasilitas/ruang
3.      Isu-isu strategi
4.      Waktu tanggapan
5.      Manusia/pembentukan tim
6.      Layanan pelanggan
7.      Mutu
8.      Pengurangan biaya
9.      Pengurangan persediaan
10.  Produktivitas

Kegiatan operasi dalam sektor jasa
            Jasa sebagai yang termasuk di dalamnya perbaikan dan pemeliharaan, pemerintahan, dan akomodasi, trasportasi, asuransi, perdagangan, keuangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan dan pekerjaan profesional lainnya. Perbedaan antara Barang dan Jasa:
1.      Jasa biasanya tidak berwujud dibandingkan dengan barang berwujud.
2.      Jasa biasanya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, tidak ada persediaan yang disimpan.
3.      Jasa bersifat unik.
4.      Jasa memiliki interaksi dengan pelanggan yang tinggi.
5.      Jasa mempunyai definisi produk yang tidak konsisten.

Tantangan meningkatkan produktivitas
            Peningkatan berarti perbandingan yang naik antara jumlah sumberdaya yang dipakai dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. Ukuran produktivitas adalah cara yang terbaik untuk mengevaluasi kemampuan suatu negara menyediakan standar hidup yang baik bagi penduduknya. Hanya lewat penambahan produktivitas standar kehidupan dapat membaik. Pengukuran produktivitas dalam bebrapa hal sangat jelas. Sama halnya bilamana produktivitas dapat diukur dengan satuan jam kerja perton dari jenis tertentu besi atau dengan energi yang diperlukan untuk menggerakkan 1 kilowatt listrik. Produktivitas= unit yang diproduksi:masukan yang digunakan. Dalam banayak hal, masalah pengukuran memang ada. Beberapa dari masalah pengukuran adalah:
1.      Mutu dapat berubah sementara jumlah masukan dan keluaran tetap sama.
2.      Elemen eksternal dapat menyebabkan penambahan atau penurunan dalam produktivitas dimana sostem yang sedang dipelajari tidak dapat bertanggung jawab langsung.
3.      Ukuran unit yang pasti dipakai mungkin tidak ada.

Ukuran produktivitas
rata-rata produktivitas sebesar 2,5% pertahun di AS tergantung pada tiga variabel produktivitas:
1.      Tenaga kerja yang menyumbang sebesar 0,5% terhadap kenaikan. Peningkatan dalam kontribusi ketenagakerjaan pada produktivitas adalah hasil dari tenaga kerja yang lebih sehat, berpendidikan lebih baik, dan lebih terjamin. 3 variabel kunci produktivitas ketenagakerjaan yang lebih baik adalah: 1) pendidikan dasar cocok bagi angkatan kerja yang efektif. 2) pengetatan angkatan kerja. 3) pengeluaran sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti transportasi dan sanitasi.
2.      Modal yang menyumbang sebesar 0,4 terhadap kenaikan. Investasi modal di AS terus betambah setiap tahunnya, kecuali padaperiode resesi yang sangat parah. Inflasi dan pajak meningkatkan biaya pada modal, membuat investasi modal terus bertambah mahal. Pada saat modal yang ditanamkan per pegawai menurun, seperti yang terjadi akhir-akhir ini, maka akan terjadi penurunan produktivitas. Menggunakan tenaga kerja lebih banyak daripada modal, memang dapat mengurangi tingkat pengangguran dalam jangka pendek, namun sebaliknya dapat membuat ekonomi menjadi kurang produktif dan mengurangi upah minimum pekerja dalam jangka panjang. Trade off antara modal dan tenaga kerja terus berubah. Selain itu semakin tinggi tingkat suku off anatara modal dan tenaga kerja terus berubah. Selain itu, semakin tinggi tingkat suku bunga, samakin banyak proyek yang memerlukan modal “disaring”, artinya tidak dilaksanakan karena potensi pengembalian investasi untuk resiko yang diberikan sudah berkurang.
3.      Manajemen yang menyumbang sebesar 1,6%. Manajemen ialah faktor dari produksi dan sumberdaya ekonomi. Manajemen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen bertanggung jawab atas hampir 2/3 dari 2,5% peningkatan produktivitas tahunan. Termasuk di dalamnya perbaikan yang terjadi melalui aplikasi teknologi dan pemanfaatan ilmu.

Produktivitas dan Sektor Jasa
            Sektor jasa menyediakan tantangan terhadap pengukuran produktivitas dan perbaikan produktivitas yang tepat. Produktivitas dari sektor jasa telah terbukti sulit berkembang karena pekerjaan dari sektor jasa adalah:
1.      Tenaga kerja biasa-rutin. Contoh: konsultasi, mengajar.
2.      Sering kali seseorang dibentuk. Contoh: konsultan investasi.
3.      Sering kali tugas intelektual dilakukan oleh para profesional. Contoh: diagnosis kesehatan.
4.      Sering kali sulit untuk dimekanisasi atau diotomatisasi. Contoh: potong rambut.
5.      Sering kali sulit untuk dievaluasi mutunya. Contoh: kinerja pada biro hukum.
Semakin pribadi dan semakin intelektual tugas yang diberikan, peningkatan produktivitas semakin susah dicapai.