Aurino
Djamaris
Judul
di atas merupakan pertanyaan yang sering kali muncul dalam wawancara
(interview).
Ada yang menganggap merupakan pertanyaan mudah, atau bahkan sebagian
dari kita (orang melayu) sangat sulit mengungkapkan apa
kekuatan/keunggulan kita sendiri. Namun pertanyaan semacam ini harus
dijawab dengan baik agar kesan pewawancara menjadi positif terhadap
Anda yang selanjutnya akan mempengaruhi keputusan perusahaan menerima
atau menolak lamaran Anda baik sebagai peserta magang (internship)
atau sebagai karyawan baru.
Sebaiknya,
hati-hati menjawab. Jangan sampai Anda terjebak untuk membeberkan
kekurangan-kekurangan diri sendiri. Tentu Anda tak mau gagal diterima
di tempat kerja idaman hanya gara-gara menjawab dengan sangat jujur.
Namun, Anda juga tak boleh berbohong.
Dalam
menjawab pertanyaan tentang “Apa
kekuatan dan kelemahan Anda ?”
atau “Apa
kekurangan Anda?”
atau Apa
kekurangan dan kelebihan Anda.?,
usahakan untuk lebih menekankan kepada kekuatan Anda
yang sesuai dengan uraian
pekerjaan yang
Anda tuju. Ubah kata/kalimat atau dengan kata lain,
menyamarkan kelemahan Anda
dan coba untuk membuat kelemahan tadi menjadi
sesuatu hal yang kelihatan positif.
Sifat pertanyaan ini adalah ingin melihat apakah Anda mengenal baik
diri Anda sendiri, dan apakah ada atau akan ada usaha untuk
memperbaiki diri Anda sendiri.
Oleh
karena itu Anda disarankan untuk mencari tahu dengan membuat daftar
terlebih dahulu dari apa yang merupakan keunggulan dan kelemahan Anda
katakan. Salah satu cara adalah mulai dengan menanyakan pada diri
Anda sendiri apa yang merupakan keunggulan dan kelemahan Anda,
kemudian tanyakan pada satu atau dua orang teman dekat Anda untuk
meng-cross-check daftar
yang Anda buat. Coba jangan Anda bantah apa yang dikatakan oleh
teman-teman Anda mengenai kelemahan dan kekuatan yang mereka
kemukakan. Anda harus banyak mendengar dan menelaah apa yang
dikemukakan.
Misalnya,
“Saya sangatmemperhatikan detail dan di beberapa industri, terlalu
mendetail bisa membutuhkan waktulama sehingga kurang diperlukan.
Namun di posisi akunting yang saya lamar ini, saya rasasaya bisa
bekerja dengan baik dan nyaman.”
Dalam
mengungkapkan keunggulan (yang bisa disebut juga kekuatan atau
kelebihan), maka Anda harus mempertimbangkan kemampuan dasar yang
Anda miliki terutama soft skills (seperti leadership,
Communicationship, team
work, negotiation, Analytical
skill, dsb.).
Dan coba sintesa atau gabungkan dengan kemampuan yang dituntut oleh
perusahaan yang dilamar.
Jangan
ragu untuk mengungkapkan semua kemampuan tersebut. Karena perusahaan
akan menghargai kemampuan dasar Anda, alasannya hal ini merupakan
modal dasar untuk mengembangkan diri. Sedangkan kemampuan khusus
seringkali berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis yang
diperlukan perusahaan, misalnya menguasai komputer dengan baik,
kemampuan akuntansi, kemampuan mengelola data, kemampuan bahasa atau
kemampuan lainnya. Dan kemampuan khusus ini biasanya semakin
meningkat dengan beberapa pengalaman kerja Anda di perusahaan
terdahulu atau kursus-kursus yang Anda pernah ikuti. Perusahaan
berpikir seribu kali untuk menolak Anda, maka juallahkemampuan
dasar dan kemampuan khusus yang sudah Anda miliki.
Untuk
mengungkapkan kelemahan atau kekurangan Anda, maka coba untuk
menyampaikan sampaikanlah hal-hal yang berkaitan dengan sedikitnya
pengalaman yang Anda dapatkan dalam bidang tertentu. Sampaikan tanpa
nada merendahkan diri dan katakan bahwa Anda adalah orang yang selalu
ingin belajar. Katakan juga bahwa Anda merupakan orang yang cepat
memahami dalam mempelajari sesuatu. Dan juga katakan bahwa Anda
bukanlah orang yang pasrah dengan kekurangan. Dengan kata lain, Anda
selalu ingin mengikuti proses pembelajaran terus menerus untuk
mencapai kemajuan. Anda dapat menjelaskan bahwa Anda memiliki
semangat yang tinggi untuk terus maju. Sehingga perusahaan akan
menilai bahwa Anda adalah orang yang punya motivasi untuk terus
berkembang, perusahaan tetap menilai diri Anda positif, walaupun
kekurangan-kekurangan tersebut Anda kemukan.
Contoh
Jawaban:
Untuk
kelemahan
Keinginan segera
menyelesaikan suatu
pekerjaan atau proyek dibandingkan dengan keinginan memeriksa
ulang berkali-kali setiap butir data dalam
spreadsheet dapat berubah menjadi sebuah kekuatan yaitu Anda adalah
seorang calon yang akan memastikan bahwa proyek ini dilakukan tepat
waktu dan hasilnya
mendekati sempurna.
Contoh
Jawaban
Ketika
saya sedang mengerjakan sebuah pekerjaan/proyek, saya tidak hanya
ingin bekerja untuk memenuhi dateline. Namun, saya lebih memilih
untuk menyelesaikan pekerjaan/proyek sebelum jadwal yang ditetapkan.
Terorganisir
bukan merupakan kekuatan saya, akan tetapi saya lebih menyukai
menerapkan sistem manajemen waktu yang benar-benar dapat membantu
kemampuan organisasi saya.
Saya ingin memastikan bahwa pekerjaan saya adalah sempurna, jadi saya cenderung untuk sebisanya menghabiskan waktu tersisa untuk memeriksanya kembali. Namun, saya telah mendapatkan keseimbangan yang baik dengan menggunakan suatu sistem yang mampu memastikan semuanya dilakukan dengan benar ssaat pertama kali dikerjakan.
Dulu
saya menunggu sampai menit terakhir untuk mengatur janji untuk minggu
yang akan datang, tapi saya menyadari bahwa penjadwalan terlebih
dahulu jauh lebih bermanfaat.
Saya
akan mengatakan bahwa saya bisa terlalu perfeksionis dalam pekerjaan.
Kadang-kadang, saya menghabiskan waktu lebih dari yang diperlukan
pada tugas atau mengambil tugas-tugas pribadi yang dapat dengan mudah
didelegasikan kepada orang lain. Meskipun saya tidak pernah
melewatkan tenggat waktu, saya masih berupaya untuk tahu kapan
beralih ke tugas berikutnya, dan menjadi percaya diri ketika
menyelesaikan tugas yang lain.
Saya
telah belajar untuk membuat sifat perfeksionisme saya menjadi sebuah
keuntungan di tempat kerja. Saya hebat dalam memenuhi deadline, dan
dengan perhatian saya terhadap detail, saya tahu pekerjaan saya sudah
benar.
Saya
dulu selalu bekerja pada satu proyek hingga selesai sebelum memulai
yang lain, tapi saya sudah belajar untuk bekerja pada banyak proyek
pada saat yang sama, dan saya pikir itu memungkinkan saya untuk lebih
kreatif dan efektif di masing-masing proyek.
Buat
Perbandingan
Menurut Andrea Kay, penulis buku Interview Strategies That Will Get the Job You Want, pertanyaan ini memang penuh jebakan. Padahal, di saat yang sama, kita diharuskan “menjual diri”. Andrea pun menyarankan saat menyatakan kelemahan Anda, bandingkan atau hubungkan kelemahan itu dengan kelemahan orang lain. Misalnya, “Saya menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat mengambil inisiatif.” Dengan begitu, tetap ada nilai plus dari kelemahan ini.
-Tak Perlu Berkaitan
Jika Anda merasa tak nyaman mengungkap kelemahan, sebutkan saja yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Misalnya, Anda seorang penulis, katakan, “Saya kurang bagus dalam berhitung atau matematika.” Kelemahan ini memang tak ada hubungannya dengan karier Anda sebagai penulis. Namun, ini adalah jawaban yang jujur.
Menurut Andrea Kay, penulis buku Interview Strategies That Will Get the Job You Want, pertanyaan ini memang penuh jebakan. Padahal, di saat yang sama, kita diharuskan “menjual diri”. Andrea pun menyarankan saat menyatakan kelemahan Anda, bandingkan atau hubungkan kelemahan itu dengan kelemahan orang lain. Misalnya, “Saya menjadi tidak sabar ketika tim saya tidak cepat mengambil inisiatif.” Dengan begitu, tetap ada nilai plus dari kelemahan ini.
-Tak Perlu Berkaitan
Jika Anda merasa tak nyaman mengungkap kelemahan, sebutkan saja yang tak ada hubungannya dengan pekerjaan. Misalnya, Anda seorang penulis, katakan, “Saya kurang bagus dalam berhitung atau matematika.” Kelemahan ini memang tak ada hubungannya dengan karier Anda sebagai penulis. Namun, ini adalah jawaban yang jujur.
-Beri
Nilai Plus
Tak ada salahnya juga Anda menjawab kelemahan dengan jujur. Namun, tambahkan nilai plus pada kelemahan itu. Misalnya, Anda bisa menambahkan pernyataan, “….tetapi saya sedang berusaha memperbaikinya.”
Tak ada salahnya juga Anda menjawab kelemahan dengan jujur. Namun, tambahkan nilai plus pada kelemahan itu. Misalnya, Anda bisa menambahkan pernyataan, “….tetapi saya sedang berusaha memperbaikinya.”
-Hindari
Cara Klise
Karena bingung, seringkali kita mengatakan kelebihan sebagai kelemahan. Misalnya, dengan mengatakan diri kita sebagai workaholic. Ada cara sederhana dan rendah hati dalam menyatakan kelemahan. Misalnya, “Saya memang mengalami kesulitan dalam mengorganisir sesuatu. Namun, sekarang saya selalu membuat catatan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan selalu mengecek tenggat waktunya. Cara ini membantu saya menyelesaikan tugas dan lebih terorganisir.”
Karena bingung, seringkali kita mengatakan kelebihan sebagai kelemahan. Misalnya, dengan mengatakan diri kita sebagai workaholic. Ada cara sederhana dan rendah hati dalam menyatakan kelemahan. Misalnya, “Saya memang mengalami kesulitan dalam mengorganisir sesuatu. Namun, sekarang saya selalu membuat catatan mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan selalu mengecek tenggat waktunya. Cara ini membantu saya menyelesaikan tugas dan lebih terorganisir.”
-Pilih
yang Aman
Usahakan memilih satu kelemahan yang tidak akan membuat Anda didiskualifikasi dari wawancara pekerjaan itu. Misalnya, dengan menambahkan pernyataan bahwa Anda sedang berusaha memperbaiki kelemahan itu. Buat seolah Anda sedang belajar dari kesalahan yang pernah Anda buat.
Usahakan memilih satu kelemahan yang tidak akan membuat Anda didiskualifikasi dari wawancara pekerjaan itu. Misalnya, dengan menambahkan pernyataan bahwa Anda sedang berusaha memperbaiki kelemahan itu. Buat seolah Anda sedang belajar dari kesalahan yang pernah Anda buat.
-Selalu
Positif
Jadikan kelemahan Anda sebagai cara untuk bersinar saat wawancara. Bagaimana caranya? Tampillah sebagai orang yang berjiwa positif. Siapa yang tak suka dengan orang seperti ini? Ingat, Anda sedang dalam sesi wawancara dan harus membuat diri Anda terlihat menarik untuk direkrut.
Jadikan kelemahan Anda sebagai cara untuk bersinar saat wawancara. Bagaimana caranya? Tampillah sebagai orang yang berjiwa positif. Siapa yang tak suka dengan orang seperti ini? Ingat, Anda sedang dalam sesi wawancara dan harus membuat diri Anda terlihat menarik untuk direkrut.
Jadi,
Anda mungkin bisa mengatakan, “Saya jarang duduk di sini (sesi
wawancara) dan memikirkan diri saya dalam pertanyaan seperti ini.
Akan tetapi, saya ingin menjawab pertanyaan ini.” Ini lebih baik
daripada mengatakan, “Saya jarang duduk di sini dan berpikir
tentang kelemahan saya.”Hindari menggunakan atau mengulang
kata-kata bernada negatif, meski si pewawancara melempar nada
tersebut.
-Jangan
Berlebihan
Hindari menggunakan kata bermakna superlatif seperti terlemah, terburuk, atau terbesar, karena ini menunjukkan tingkat paling atas. Jika Anda mengatakan, “Kelemahan terburuk saya…,” artinya kelemahan Anda ada dalam level tertinggi dan menyiratkan Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah. Ini akan membuat pewawancara menanyakan kelemahan lainnya. Begitu pula ketika Anda mengatakan “…hal yang paling ingin saya kembangkan…” Ini menyiratkan masih ada hal lain yang juga perlu diperbaiki.
Hindari menggunakan kata bermakna superlatif seperti terlemah, terburuk, atau terbesar, karena ini menunjukkan tingkat paling atas. Jika Anda mengatakan, “Kelemahan terburuk saya…,” artinya kelemahan Anda ada dalam level tertinggi dan menyiratkan Anda memiliki kelemahan lain yang levelnya lebih rendah. Ini akan membuat pewawancara menanyakan kelemahan lainnya. Begitu pula ketika Anda mengatakan “…hal yang paling ingin saya kembangkan…” Ini menyiratkan masih ada hal lain yang juga perlu diperbaiki.
-Gunakan
“Mungkin”
Ketika Anda mengatakan, “Kelemahan saya adalah…” ini menyatakan bahwa kelemahan itu mutlak, selalu ada dalam diri Anda dan mungkin tidak bisa bisa diubah. Jadi, akan lebih baik jika Anda mengganti pernyataan dengan, “Sepertinya saya orang yang…” Jawaban ini memang menunjukkan seolah Anda sendiri tidak sepenuhnya yakin memiliki kelemahan itu. Namun, jawaban ini menghindari Anda dari menjawab kelemahan dengan kekuatan.
Ketika Anda mengatakan, “Kelemahan saya adalah…” ini menyatakan bahwa kelemahan itu mutlak, selalu ada dalam diri Anda dan mungkin tidak bisa bisa diubah. Jadi, akan lebih baik jika Anda mengganti pernyataan dengan, “Sepertinya saya orang yang…” Jawaban ini memang menunjukkan seolah Anda sendiri tidak sepenuhnya yakin memiliki kelemahan itu. Namun, jawaban ini menghindari Anda dari menjawab kelemahan dengan kekuatan.
Pertanyaan
ini memang bisa membuka diskusi lebih lanjut. Jadi, akan sangat
membantu jika Anda memahami kelemahan sekaligus kekuatan. Bijaklah
saat menjawab karena pertanyaan ini juga menjadi tolak ukur
kecerdasan Anda dalam berdiplomasi. Persiapkan dengan baik dan Anda
akan sukses melalui wawancara.
Referensi:
Hery
Wibowo. 2007. Fortune Favors the Ready!. Jakarta:OASE Mata Air Makna
Theresia
K. Wardhani. 2008. Sukses
Meraih Peluang Kerja.
Jakarta: Kanisius.
http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-12943.html,
diunduh tanggal 5 Feb 2012
http://ayahsafa.blogspot.com/2011/10/jawaban-pertanyaan-interview-kerja_16.html,
diunduh tanggal 5 Feb 2012
http://okto.silaban.net/2005/08/general/wawancara-kerjamenjawab-dengan-cerdas-taktis-dan-optimis/diunduh
tanggal 5 Feb 2012
http://www.portalhr.com/people-management/resourcing/ceritakan-kelemahan-anda-saat-interview-part-1/
0 komentar:
Posting Komentar